REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih mengatakan sebanyak 1.505 calon peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang I memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius atau memiliki hasil rapid test reaktif Covid-19. Calon peserta ini akan direlokasi ke UTBK gelombang II.
"Mereka yang harus direlokasi alasan utamanya adalah karena hasil tes rapidnya reaktif, kalau di Unair mencapai 98 persen karena alasan itu," kata Nasih, dalam telekonferensi, Rabu (15/7).
Selain calon peserta yang dinyatakan tidak sehat tersebut, sekitar 40 ribu calon peserta lainnya juga akan direlokasi ke gelombang II. Nasih menjelaskan, hal ini karena pada jadwal gelombang I, tempat UTBK mengalami masalah teknis atau tidak mendapat izin dari Gugus Tugas setempat.
Adapun total calon peserta UTBK gelombang II menjadi berjumlah sekitar 170 ribu orang. Angka ini sudah termasuk calon peserta yang direlokasi dari gelombang I, baik karena alasan tidak sehat maupun lokasi UTBK sebelumnya tidak mendapatkan izin Gugus Tugas.
Nasih menjelaskan, tidak akan ada gelombang ke-III. Oleh karena itu, para peserta di gelombang II harus betul-betul mempersiapkan kesehatannya sehingga suhu tubuhnya normal dan hasil tes Covid-19 dinyatakan negatif.
"Kita minta untuk benar-benar menyiapkan diri sehingga tidak ada lagi persoalan berkaitan dengan suhu tubuh yang melebihi 37,5 derajat maupun hasil rapid test yang masih reaktif," kata dia.
Rektor Unair ini menegaskan, sebagaimana ketentuan yang sudah dibuat, peserta yang boleh masuk dan mengikuti ujian hanya yang sehat. Bagi mereka yang tidak sehat di gelombang I diberikan kesempatan untuk menyehatkan diri.
Nasih menilai, kesehatan para peserta harus diutamakan, termasuk juga kesehatan orang-orang di sekitarnya. "Saya yakin masih ada proses lain yang bisa diikuti. Jadi keselamatan diri sendiri dan peserta yang lain, termasuk di dalamnya keselamatan para panitia harus dilindungi bersama-sama," kata dia.