REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih mengatakan, Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang II merupakan gelombang terakhir. Karena itu, bagi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) gelombang I yang direlokasi ke gelombang II karena masalah kesehatan harus benar-benar mempersiapkan kesehatan dirinya.
Sebelumnya, sebanyak 1.505 peserta dinyatakan tidak bisa mengikuti UTBK gelombang I karena hasil rapid test-nya reaktif Covid-19 atau memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius. Nasih menjelaskan, gelombang II menjadi kesempatan terakhir para peserta untuk mengikuti UTBK.
"Karena sebagaimana ketentuan peserta, yang boleh mengikuti ujian adalah mereka yang dinyatakan sehat saja. Mereka yang tidak sehat kita berikan kesempatan untuk menyehatkan diri, karena (kesehatan) ini lebih penting untuk mereka," kata Nasih, dalam telekonferensi, Rabu (15/7).
Hal ini juga berlaku pada peserta di gelombang II. Bagi peserta gelombang II yang bukan hasil perubahan jadwal tetap harus menjaga kesehatan. Sebab, jika diketahui hasil tesnya menyatakan positif Covid-19 atau memiliki suhu tubuh tinggi maka tidak akan diizinkan mengikuti UTBK.
Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo mengatakan, sebenarnya pada saat pendaftaran para peserta sudah menyetujui persyaratan bahwa hanya yang sehat saja yang bisa mengikuti ujian. Untuk itu, sebenarnya peserta yang dinyatakan tidak sehat pada saat ujian tidak boleh mengikuti tes.
Namun, LTMPT memberi kesempatan pada peserta UTBK gelombang I agar masalah kesehatan tidak kembali menghambat di gelombang II. "Artinya, bahwa itu masih memberi kesempatan pada adik-adik yang sebetulnya sudah tidak diizinkan untuk mengikuti tes," kata Budi.