REPUBLIKA.CO.ID, FORT WORTH -- American Airlines memperingatkan 25.000 karyawan (29 persen dari total pekerja) mengenai kemungkinan pengurangan karyawan pada Rabu (15/7). Kondisi itu lantaran pandemi corona yang terus mengimbas pendapatan perusahaan.
Maskapai penerbangan yang berpusat di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat, itu mengumumkan bahwa pengurangan karyawan bisa berlangsung pada musim gugur mendatang. American Airlines mempersiapkan staf untuk pemutusan hubungan kerja.
Perusahaan juga mendesak karyawan untuk mengambil cuti berkepanjangan atau pensiun dini sebelum pengurangan pegawai dilakukan. Para petinggi American Airlines sudah menjelaskan situasi terkini lewat catatan untuk para staf.
CEO American Airlines Doug Parker dan Presiden American Airlines Robert Isom mengatakan, pendapatan pada Juni 2020 turun 80 persen dibandingkan setahun silam. Saham American Airlines turun tiga persen di postmarket trading.
"Dengan tingkat infeksi (corona) yang meningkat dan sejumlah negara bagian memulai kembali pembatasan di masa karantina, permintaan untuk perjalanan udara kembali melambat," tulis mereka, dikutip dari laman CNBC, Kamis (16/7).
Pada dua pekan pertama bulan Juli, terdapat rata-rata 672 ribu orang yang melewati pos pemeriksaan Administrasi Keamanan Transportasi AS. Angka itu turun 73 persen dari periode yang sama satu tahun lalu.
Maskapai dilarang memberhentikan pegawai atau tidak membayar upah pekerja hingga 30 September, di bawah persyaratan dukungan gaji federal. Isom dan Parker mendukung seruan agar bantuan itu diperpanjang sampai Maret 2021.
Undang-Undang Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja mewajibkan pengusaha untuk memberi tahu kemungkinan PHK dan cuti sementara kepada staf minimal 60 hari sebelumnya. Para pegawai mengatakan, pekerjaan mereka dalam risiko.
American Airlines akan memberikan peringatan kepada 9.950 orang pramugari, 2.500 pilot, 3.200 staf pemeliharaan, dan 4.500 karyawan layanan armada. Awal bulan ini, maskapai mengatakan punya 20 ribu karyawan lebih banyak daripada yang dibutuhkan.
Sementara, United Airlines memberi peringatan PHK kepada 36 ribu karyawan, hampir 40 persen dari total tenaga kerjanya. Southwest Airlines juga memberi tahu staf bahwa perusahaan butuh lonjakan tiga kali lipat jumlah penumpang di akhir tahun untuk menghindari PHK.
Pada Selasa (14/7), Delta Air Lines mengatakan terdapat 17 ribu karyawan yang telah mengajukan diri untuk meninggalkan perusahaan. Inisiatif itu bertujuan menghindari pengurangan mendadak ketika persyaratan bantuan federal berakhir.