Jumat 17 Jul 2020 18:58 WIB

Dokter Perkirakan Covid-19 tak Menempel di Partikel Asap

Asap karhutla bersuhu tinggi sehingga tak memungkinkan Covid-19 berkembang biak

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
  Pelajar SDN 61 Kabupaten Tanjungjabung Timur dan warga beraktivitas di Jalan Lintas Jambi-Muara Sabak yang diselimuti kabut asap karhutla di Muara Sabak Barat, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu (9/10/2019). Asap karhutla bersuhu tinggi sehingga tak memungkinkan Covid-19 berkembang biak. Ilustrasi.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Pelajar SDN 61 Kabupaten Tanjungjabung Timur dan warga beraktivitas di Jalan Lintas Jambi-Muara Sabak yang diselimuti kabut asap karhutla di Muara Sabak Barat, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu (9/10/2019). Asap karhutla bersuhu tinggi sehingga tak memungkinkan Covid-19 berkembang biak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dokter paru Rumah Sakit Persahabatan, Andika Chandra Putra, memperkirakan virus SARS-CoV-2 tidak menempel pada partikel asap dari potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurutnya asap tersebut bersuhu tinggi sehingga tidak memungkinkan Covid-19 berkembang biak.

"Logikanya kalau itu merupakan hasil dari kebakaran hutan, tentu suhunya tinggi. Kalau suhunya tinggi seharusnya virus bisa mati," kata Andika melalui sambungan telepon dengan Antara Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Ia mengakui bahwa asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan dapat mengganggu mekanisme pertahanan tubuh sehingga mempermudah risiko terkena Covid-19. "Pada seseorang yang menderita Covid-19 juga bisa menjadi lebih berat lagi kondisinya karena terinhalasi zat-zat kebakaran tadi," ujar Andika.

Namun demikian, ia tidak memperkirakan bahwa partikel virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat menempel pada partikel lain, termasuk partikel pada asap. Ia memperkirakan bahwa partikel COVID-19 tersebut hanya akan menempel pada droplet yang dikeluarkan penderita melalui batuk dan bersin.

Pada droplet dengan partikel lebih besar dapat menular dalam jangkauan 1-2 meter. Tetapi pada mikrodroplet dengan partikel yang lebih kecil virus tersebut dapat melayang-layang di udara selama beberapa waktu tertentu dalam jangkauan 6-10 meter.

"Jadi untuk yang besar droplet-nya 1 sampai 2 meter. Tapi kalau yang mikrodroplet ini atau small droplet ini jangkauannya bisa 6 sampai 10 meter. Jika berada di ruangan tertutup, risiko penularannya lebih besar," ujar Andika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement