REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepergian penyair “Hujan Bulan Juni” Sapardi Djoko Damono mengagetkan banyak orang, khususnya kalangan sastrawan. Banyak ungkapan duka dan pujian yang ditujukan kepada almarum.
Salah satu di antaranya komentar dari Dr Helvy Tiana Rosa MHum, pendri Forum Lingkar Pena (FLP) dan dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta (UNJ). “Sapardi Djoko Damono (SDD) merupakan sastrawan sekaligus akademisi sastra. Ini perpaduan yg jarang ada dalam sastra Indonesia,” kata Helvy dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, “Karya-karya SDD sangat indah dan dalam, seakan banyak peristiwa personal yang ia tangkap sebagai momen puitik.”
Helvy pernah menjadi mahasiswa Sapardi di UI. “SDD dosen yang santai, ‘gaul’ dengan mahasiswa, dan semua yang beliau ajarkan nyangkut selamanya di otak saya. Selama jadi mahasiswa beliau, saya termasuk yang kadang berbeda cara pandang dengan SDD tapi semua selalu kami akhiri dengan tawa dan huruf A di akhir semester,” ujarnya.
Sastrawan Indonesia, Prof Sapardi Djoko Damono dikabarkan meninggal dunia, Ahad (19/7) pukul 09.17 WIB. Sapardi meninggal dunia di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan. Sastrawan kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940 itu meninggalkan setumpuk karya, dari mulai sajak, puisi, hingga novel.