REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada cukup banyak mitos seputar Covid-19 yang beredar di tengah masyarkat. Salah satunya adalah mitos bahwa Covid-19 bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Mitos ini telah dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO bahkan telah memberikan penjelasan rinci dalam laman Covid-19 khusus yaitu "mythbusters".
"Hingga saat ini tidak ada informasi atau bukti yang menujukkan bahwa virus corona baru ini dapat ditransmisikan melalui nyamuk," ungkap WHO dalam laman tersebut, seperti dilansir CNet, Snein (20/7).
Sebuah studi juga telah memberikan data yang jelas terkait hal ini. Studi yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports ini merupakan studi pertama yang menyatakan bahwa nyamuk tak bisa mentransmisikan SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19.
"Meski Organisasi Kesehatan Dunia telah menjelaskan bahwa nyamuk tak bisa mentransmisikan virus, studi kami merupakan yang pertama yang menyediakan data konklusif untuk mendukung teori itu," jelas salah satu peneliti dari Kansas State University Stephen Higgs.
Dalam studi ini, tim peneliti dari Kansas State University melakukan investigasi terhadap tiga spesies nyamuk paling umum. Tim peneliti bahkan melakukan demonstrasi dalam kondisi yang paling ekstrim.
Hasil studi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 tak bisa mereplikasi diri di dalam nyamuk. Oleh karena itu, virus ini tak bisa ditransmisikan ke manusia oleh nyamuk.
"Bahkan dalam situasi yang tidak mungkin yaitu ketika nyamuk memakan inang viremic," jelas tim peneliti dalam studi tersebut.
Studi ini jelas menunjukkan bahwa nyamuk tak ikut berperan dalam penyebaran Covid-19. Akan tetapi, manusia memiliki andil yang besar dalam penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk melindungi diri dan orang lain dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan yang dianjurkan, seperti menjaga kebersihan, jaga jarak fisik dan menggunakan masker.