Selasa 21 Jul 2020 05:26 WIB

Bisa Dilihat di Indonesia, Ini Tips Berburu Komet Neowise

Menurut Lapan, waktu terbaik untuk menyaksikan komet Neowise adalah 23 Juli.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
 Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat di Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.
Foto: AP/Sergei Grits
Komet Neowise atau C / 2020 F3 terlihat di Turet, Belarus, 110 kilometer (69 mil) barat ibukota Minsk, Selasa pagi, 14 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komet Neowise akan dapat dilihat di Indonesia mulai 19 hingga 25 Juli setelah matahari terbenam di atah barat laut. Laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melaporkan waktu terbaik untuk mengamatinya pada tanggal 23 Juli.

Komet akan mulai sulit dilihat dengan mata telanjang pada tanggal 26 Juli di wilayah yang berpolusi cahaya tinggi. Mulai 5 Agustus, komet sulit dilihat dengan mata telanjang di wilayah dengan kondisi langit bebas polusi cahaya.

Baca Juga

Meskipun bisa dilihat dengan mata telanjang, komet akan sulit dilihat di daerah yang memiliki polusi cahaya tinggi. Lapan menyarankan, agar bisa mengamatinya, pilih lokasi pengamatan dengan arah barat laut yang bebas gangguan.

Jangan gunakan instrumen dengan medan pandang sempit. Jika objek sangat redup, gunakan perangkat yang memiliki fitur go-to dan tracking/guiding bagus. Ambil shutter speed yang panjang tapi tidak terlalu panjang. Jika komet redup, ambil citra yang panjang berulang kali dan ambil citra kalibrasi (bias, dark, flat) untuk kemudian ditumpuk (stack).

Di Indonesia, waktu terbaik untuk mengamatinya pada tanggal 23 Juli. Komet akan mulai sulit dilihat dengan mata telanjang pada tanggal 26 Juli di wilayah yang berpolusi cahaya tinggi. Mulai 5 Agustus, komet sulit dilihat dengan mata telanjang di wilayah dengan kondisi langit bebas polusi cahaya.

Dilansir dari Space.com, Neowise memiliki dua ekor yang biasanya menyertai setiap komet. Saat sebuah komet mendekati matahari, ia menghangat dan material menarik diri dari permukaan menjadi ekor.

Seringkali, debu ditarik pergi bersama dengan gas dari es sublimasi langsung dari padat menjadi gas. Ekor debu ini adalah jejak yang terlihat di sebagian besar gambar komet.

Komet juga memiliki ekor ion yang terbuat dari gas terionisasi yang tertiup angin matahari. Para peneliti yang mempelajari Komet NEOWISE mungkin juga memiliki ekor natrium.

Dengan mengamati apa yang mereka yakini sebagai atom natrium di ekor komet, para peneliti dapat mengumpulkan wawasan tajam ke dalam rias objek. Neowise memiliki diameter sekitar 3 mil, yang merupakan komet yang cukup besar tetapi berukuran rata-rata.

Komet itu mengorbit matahari setiap 600 hingga 700 tahun. Komet saat ini sekitar 70 juta mil (111 juta kilometer) jauhnya dari Bumi. Komet ini akan kembali lagi dalam sekitar 6.800 tahun.

Komet ini melaju dengan kecepatan 40 mil per detik (sekitar 144.000 mph, atau 231.000 km / jam). Karena orbitnya yang sangat elips dari komet, ini akan melambat ketika mencapai titik terjauh dari matahari, kemudian jatuh kembali ke arah tata surya bagian dalam dan berakselerasi lagi ketika kembali mengelilingi matahari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement