REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian, menilai rasa aman dan kemudahan transportasi menjadi kunci pemulihan sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19. Maka kendati pemulihan sektor pariwisata tetap tetap fokus pada penguatan penerapan protokol kesehatan.
"Karena penerapan protokol yang longgar malah menimbulkan rasa tidak aman sehingga jumlah wisatawan menurun.” ujar politikus Partai Golkar tersebut dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Selasa (21/7).
Hal ini disampaikan Hetifah dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dan Perkumpulan Pengemudi Pariwisata Indonesia (PEPARINDO). Masing-masing perwakilan memaparkan diantara dukungan yang dibutuhkan dalam geliat pariwisata adalah kemudahan berpergian dan peningkatan rasa aman bagi wisatawan.
Dalam paparannya, Wakil Ketua Umum Bidang Destinasi PHRI, Albert Zhang menyatakan bahwa mayoritas pengunjung destinasi 10 Bali Baru didominasi oleh wisatawan nusantara. Oleh karena itu, pemulihan sektor pariwisata sebaiknya didukung dengan kebijakan yang memudahkan perjalanan turis domestik.
Dilain sisi, tiket yang mahal juga menjadi kegelisahan para pelaku pariwisata. "Hal ini mengingat salah satu indikator rasa aman untuk kembali berwisata adalah tidak ada travel ban ke destinasi yang dituju,” papar pria yang juga merangkap founder Traveloka ini.
Perwakilan KADIN, Kosmian Pudjiaji menyatakan bahwa stimulus ekonomi pada jasa transportasi harus diberikan. Dukungan kebijakan transportasi juga perlu dibuat semudah-mudahnya.