Rabu 22 Jul 2020 09:26 WIB

UT Lakukan Wisuda Daring 903 Mahasiswa di Indonesia

UT menjadi alternatif bagi yang ingin kuliah namun terbatas secara ekonomi dan jara

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Tangkapan layar saat Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan sambutan di Wisuda Periode II Universitas Terbuka (UT), Selasa (21/7)
Foto: Humas UT
Tangkapan layar saat Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan sambutan di Wisuda Periode II Universitas Terbuka (UT), Selasa (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas Terbuka (UT) untuk pertama kalinya sepanjang 36 tahun perjalanannya, melaksanakan wisuda dalam jaringan (daring) pada Selasa (21/7). Wisuda periode II tahun akademik 2019/2020 ini diikuti 903 mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Para wisudawan-wisudawati yang mengikuti wisuda ini terdiri dari Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi (FE) dan lulusan program magister.

"Wisuda kita kali ini berbeda. Wabah Covid-19 sudah mengubah tatanan hidup kita termasuk pelaksanaan wisuda," kata Rektor UT, Ojat Darojat, saat membuka prosesi wisuda di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan.

Para wisudawan-wisudawati mengikuti kegiatan ini melalui aplikasi zoom. Selain itu, perwakilan lulusan terbaik mengikuti acara wisuda yang tersebar di 39 kantor Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT se-Indonesia.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Maruf Amin turut hadir melalui video yang disiarkan pada saat pelaksanaan wisuda. Dalam sambutannya, Maruf berharap para lulusan UT nantinya bisa menjadi agen perubahan di masyarakat dan berkontribusi secara nyata."SDM unggul itu merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Di berbagai kesempatan saya sudah menyiapkan bahwa SDM unggul adalah SDM yang cerdas, produktivitas tinggi, dan  memiliki semangat dalam berkompetisi, dan berakhlak mulia," kata Maruf.

Maruf juga menyinggung soal metode yang diterapkan UT dalam pembelajarannya. UT merupakan perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan kuliah jarak jauh sejak dulu. Hal ini menurut Maruf sangat cocok pada era pandemi dan penting untuk dikembangkan."Dalam masa pandemi seperti ini, metode yang diterapkan UT sangat cocok. Jika kita bicara PTJJ (perguruan tinggi jarak jauh), UT merupakan leader di Indonesia," kata Maruf menambahkan.

Acara wisuda ini juga diikuti oleh empat mahasiswa UT yang berada di luar negeri. Keempat mahasiswa tersebut masing-masing berada di Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan, dan Hong Kong.

Ojat menjelaskan, salah satu nilai jual UT adalah bisa menjangkau mahasiswa hingga ke rumah mereka. Jangkauan UT yang luas ini juga sangat mungkin untuk membantu meningkatkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia.

Menurutnya UT bisa menjadi alternatif masyarakat yang ingin berkuliah namun terbatas secara ekonomi dan demografi. "Dalam hal ini, UT hadir bisa memberikan alternatif, mereka tidak harus belajar secara konvensional. UT dengan biaya yang sangat terjangkau. Karena juga diarahkan oleh pemerintah agar memberikan pemerataan pada masyarakat," kata dia.

Selain itu, Ojat menambahkan UT tidak lupa memberikan bekal softskill kepada para mahasiswanya. Menurut Ojat, lulusan perguruan tinggi tidak cukup jika hanya menguasai bidang ilmunya saja. Lulusan yang memiliki softskill juga menjadi hal yang didorong oleh UT.

Ia menjelaskan, beberapa hal yang ditekankan UT dalam softskill adalah bagaimana mahasiswa bisa mandiri. Membangun kemandirian sangat penting termasuk dalam belajar.

Meskipun menerapkan pembelajaran jarak jauh, UT juga memastikan mahasiswanya mengerjakan tugas dengan pikirannya sendiri. Ia mengatakan, apabila diketahui mahasiswa saling mencontek tentunya akan diberikan hukuman.

Selain itu, UT juga mengadakan workshop softskill untuk mahasiswanya. "Nah, ketika mereka bisa menjadi pembelajar yang tangguh, maka hampir dapat dipastikan nilai-nilai ini bisa terinternalisasi," kata Ojat menambahkan.

Hal lain yang ditekankan adalah kedisiplinan terhadap waktu. Ketika mahasiswa mengirimkan tugas, harus dilakukan secara tepat waktu. "Kalau disuruh submit besok atau lusa ya jangan mundur-mundur terus," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement