Rabu 22 Jul 2020 16:11 WIB

Unpad Gencar Sosialisasi Rekrut Sukarelawan Uji Vaksin Covid

Para sukarelawan akan disuntik vaksin dan placebo buatan PT Bio Farma.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi)
Foto: AP/VOA
Penyuntikan Vaksin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat yang ingin menjadi sukarelawan untuk uji klinis Covid-19. Selain itu, penyuluhan dan pembagian leaflet terkait uji klinis akan terus diperbanyak.

"Tentunya setelah mendapat izin dari komite etik kami akan sosialisasi ke masyarakat atau penyuluhan langsung atau menyebarkan leaflet apabila ingin sebagai sukarelawan, sebagai subjek," ujar Manager Penelitian Lapangan Fakultas Kedokteran Unpad, dr. Eddy Fadliana di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Rabu (22/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, uji klinis akan berlangsung selama enam bulan ke depan untuk melihat tingkat kekebalan dan keamanan sukarelawan yang telah disuntik vaksin. Menurutnya, para sukarelawan akan disuntik vaksin dan placebo buatan PT Bio Farma.

"Dari dua kelompok (yang disuntik vaksin dan placebo) akan dipantau kekebalan dan keamanannya, yang dapat placebo dibandingkan vaksin risikonya lebih rendah atau tidak, pada akhirnya yang 1.620 akan mendapatkan vaksin," ungkapnya.

Eddy mengatakan para sukarelawan saat diuji klinis harus dalam kondisi sehat berusia produktif antara 18 hingga 59 tahun. Menurutnya, jika di perjalanan terdapat sukarelawan yang sakit maka akan ditanggung asuransi dan terbuka di seluruh Rumah sakit di Bandung.

"Akan tetapi semua yang sakit akan dipantau apakah yang sakit terindikasi terinfeksi covid-19 sehingga kita punya data tentang keamanan," katanya.

Ia berharap penelitian bisa berjalan selama enam bulan. Dan Januari 2020 bisa segera digunakan secara massal. Dia mengatakan, penelitian yang dilakukan Unpad mengikuti kaidah penelitian dan sesuai prosedur organisasi kesehatan dunia (WHO). 

"Penelitian ini dipantau Badan Pom dan dimonitor tim kompeten dan juga mempunyai para pakar secara independen. Apabila terjadi sesuatu saat imunisasi, tim independen akan memberikan penilaian apakah karena imunisasi," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement