Kamis 23 Jul 2020 06:30 WIB

Teori Jelaskan Bintang Betelgeuse Redup Lalu Bersinar Lagi

Teori kanibal bisa menjelaskan sebab Betelgeuse meredup dan kemudian bersinar lagi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto konstelasi Orion yang diambil ilmuwan Rogelio Bernal Andreo pada Oktober 2010. Betelgeuse nampak berwarna merah kekuningan pada bagian kiri bawah.
Foto: Sumber: Wikimedia Commons
Foto konstelasi Orion yang diambil ilmuwan Rogelio Bernal Andreo pada Oktober 2010. Betelgeuse nampak berwarna merah kekuningan pada bagian kiri bawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betelgeuse adalah salah satu bintang yang unik. Bintang ini redup dan pulih secara dramatis.

Baru-baru ini, sejumlah astronom menyimpulkan banyak keanehan yang dapat dijelaskan jika sekitar 100.000 tahun yang lalu raksasa merah itu menelan sebuah bintang yang agak lebih masif daripada Matahari.

Baca Juga

Biasanya, Bintang itu menjadi salah satu yang paling terang dan berwarna di langit. Betelgeuse telah menjulang besar bagi umat manusia sejak zaman kuno. Betelgeuse adalah bintang pertama yang ukuran sudutnya diukur, menjadi yang terluas terlihat dari belahan bumi utara, setelah matahari.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan hal itu terjadi karena keduanya relatif dekat dalam hal astronomi dan red supergiant dengan lebar lebih dari 1,2 miliar kilometer. Namun, Betelgeuse berbeda dari supergiant solo merah lainnya. Betelgeuse berputar sangat cepat pada lima kilometer per detik (11.000 mph) lambat dibandingkan dengan banyak bintang yang lebih kecil, tetapi sangat cepat untuk bintang dengan radius sangat besar.

Semua bintang berubah, di mana beberapa menjadi jauh lebih cepat daripada yang lain. Namun, ketika bintang-bintang mengembang saat selesai membakar hidrogen di intinya, putaran melambat. Ini adalah versi raksasa dari demonstrasi yang disukai para guru fisika SMA, di mana seorang siswa berputar sambil duduk di kursi putar sambil memegang beban.

Ketika siswa memindahkan beban dari dekat dada hingga ke lengan, mereka melambat menjaga momentum sudut konstan.

Agar Betelgeuse berputar secepat itu, bintang ini harus berubah dengan sangat cepat di awal hidupnya, atau sesuatu  yang terjadi baru-baru ini meningkatkan kecepatannya.

Beberapa bintang berputar dengan cepat karena pasang surut yang disebabkan oleh bintang pendamping. Tetapi, Betelgeuse tidak memiliki pendamping.

Pada 2016, ada pendapat yang mengatakan ada beberapa bintang di sekitar Betelgeuse, namun kemudian memakannya. Belum ada bukti bahwa ini adalah kisah bintang tersebut, tetapi sebuah penelitian baru menempatkan ide tersebut pada dasar yang lebih kuat. 

Sebuah tim yang dipimpin oleh Manos Chatzopoulos dari Louisiana State University mengatakan dalam The Astrophysical Journal bahwa bintang yang ditelan dengan 1-4 kali massa Matahari paling sesuai dengan pengamatan. Mengingat ekspansi besar Betelgeuse telah mengalami dalam jutaan tahun terakhir, tentu ini akan memakan apapun di orbit yang cukup dekat, yang bisa dengan mudah memasukkan bintang lain.

Para penulis juga menghitung kemungkinan Betelgeuse yang  ditemani oleh bintang lebih besar dari yang memutarnya sebelum mengeluarkannya dalam ledakan supernova, seperti yang baru-baru ini diusulkan untuk bintang anomali yang baru ditemukan. Mereka menyimpulkan ini tidak dapat dikesampingkan, tetapi potensinya lebih rendah, karena itu akan memerlukan keadaan yang sangat baik.

Dengan asumsi Betelgeuse adalah bintang kanibal, maka waktu makan tersebut terjadi pada sekitar waktu manusia modern meninggalkan Afrika. Jika ada cahaya cerah di langit yang terkait dengan fenomena tersebut, nenek moyang kita mungkin melihatnya dan bertanya-tanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement