Kamis 23 Jul 2020 13:34 WIB

Misteri Corona, Menyebar Supercepat dan Senyap tanpa Gejala

Sekitar 40 persen orang yang terinfeksi corona tidak menunjukkan gejala sakit.

Red: Dwi Murdaningsih
Seorang siswa diperiksa suhu tubuhnya sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona di Universitas Teknologi Kim Chaek, Pyongyang, Rabu (22/4). Menurut Pemerintah Korea Utara, usaha Korea Utara memerangi COVID-19 berhasil, karena sejauh ini tidak sama sekali mencatat adanya kasus corona
Foto: AP
Seorang siswa diperiksa suhu tubuhnya sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona di Universitas Teknologi Kim Chaek, Pyongyang, Rabu (22/4). Menurut Pemerintah Korea Utara, usaha Korea Utara memerangi COVID-19 berhasil, karena sejauh ini tidak sama sekali mencatat adanya kasus corona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu misteri virus corona SARS-CoV-2 adalah penyebarannya yang sangat cepat. Selain itu, sekitar 40 persen orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit. Hal itu menyulitkan para ilmuwan memerangi COVID-19.

Hanya dalam waktu tiga bulan setelah pemerintah China mengumumkan wabah pneumonia misterius di Wuhan, virusnya sudah menyebar ke seluruh benua, kecuali Antartika. Di balik kecepatan penyebaran virus corona itu, para ilmuwan menemukan fakta lain yang mencemaskan. Virus bisa menyebar lewat orang yang kelihatannya sehat.

Baca Juga

Ketika lockdown dilonggarkan, pekerja kembali ke kantor, anak-anak siap kembali bersekolah, dan mal serta restoran kembali dibuka, para ilmuwan harus menghadapi realitas banal. Orang yang kelihatannya sehat bisa menularkan penyakit, nyaris mustahil meredam COVID-19.

“Itu bisa jadi pembunuh, karena 40 persen orang yang terinfeksi, tidak tahu mereka membawa penyakit tersebut,“ kata Dr Eric Topol pimpinan Scripps Research Translational Institute, sebuah lembaga penelitian kesehatan terkemuka di dunia.