Sabtu 25 Jul 2020 02:55 WIB

Tes Darah Ini Deteksi Kanker 4 Tahun Sebelum Muncul Gejala

Tes darah PanSeer mengukur metilasi DNS di 500 lokasi dalam sampel darah.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Sel Kanker
Foto: youtube
Ilustrasi Sel Kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti telah menyusun tes yang dapat mendeteksi beberapa jenis kanker hingga empat tahun sebelum gejalanya muncul. Jika akurat, tes tersebut dapat membantu mendiagnosis beberapa jenis kanker yang paling umum.

Tim ilmuwan internasional menerbitkan studi baru di Nature Communications. Mereka menjelaskan bahwa pengujian mereka dapat mendiagnosis kanker perut, kerongkongan, usus besar, paru-paru, dan hati dengan bantuan sampel darah tunggal. Hasilnya bisa tersedia hingga empat tahun sebelum pasien mulai mengembangkan gejala.

Baca Juga

"Apa yang kami tunjukkan adalah: hingga empat tahun sebelum orang-orang ini masuk ke rumah sakit, sudah ada tanda tangan dalam darah mereka yang menunjukkan bahwa mereka menderita kanker," kata bioengineer Universitas California Kun Zhang kepada Scientific American dilansir dari BGR, Jumat (24/7).

Tidak seperti upaya sebelumnya yang termasuk menguji sampel darah dari orang yang sudah terdiagnosa kanker, Zhang dan timnya mengambil pendekatan baru. Daripada mencari DNA dalam darah yang akan menemukan pertumbuhan ganas di dalam tubuh, para peneliti mulai mengumpulkan sampel dari orang-orang sebelum mereka memiliki gejala apa pun.

Proyek ini dimulai pada 2007, ketika para peneliti merekrut lebih dari 123.000 sukarelawan dari Taizhou, Cina. Mereka diberi pemeriksaan kesehatan tahunan, termasuk pengumpulan sampel darah.

Sebuah gudang khusus diciptakan untuk menyimpan lebih dari 1,6 juta spesimen. Sekitar 1.100 peserta mengembangkan kanker dalam 10 tahun berikutnya. Para peneliti kemudian menguji beberapa sampel yang dikumpulkan untuk mencari tanda-tanda awal kanker.

Para peneliti menciptakan tes yang disebut PanSeer yang mendeteksi pola metilasi, yang dapat dikaitkan dengan berbagai jenis kanker. Hal ini merupakan proses kimia yang melibatkan senyawa yang berinteraksi dengan DNA untuk mengubah aktivitas genetik.

Tes ini mengukur metilasi DNS di 500 lokasi dalam sampel darah, lokasi yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai sinyal yang mungkin untuk kanker. Algoritma mesin kemudian digunakan untuk menentukan skor yang akan menunjukkan kemungkinan seseorang terkena kanker.

Para peneliti menguji sampel dari 191 peserta yang akhirnya mengembangkan kanker serta 191 orang sehat dari kelompok tersebut. Tes menunjukkan bahwa tes ini dapat memprediksi kanker hingga empat tahun sebelum timbulnya gejala. Para ilmuwan menyebutkan tes ini memiliki akurasi 90 persen dan tingkat false-positive 5 persen.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi penelitian ini, tetapi ini terlihat seperti langkah besar ke arah yang benar. Tes semacam itu dapat memberi pasien peringatan signifikan bahwa mereka mungkin menderita kanker di tahun-tahun mendatang, dan membantu mereka menyaring semua jenis kanker yang dicakup oleh tes PanSeer jauh sebelum gejala muncul.

Meski terdengar menjanjikan, tes PanSeer mungkin membutuhkan waktu cukup lama untuk tersedia secara luas. Bahkan jika disetujui oleh regulator, tes tidak akan selalu berfungsi sebagaimana dimaksud, dan tidak akan bekerja pada semua jenis sel kanker.

“Ada kanker di mana deteksi dini dapat membuat perbedaan yang sangat besar," kata Zhang

Perkiraan dari American Cancer Society mengatakan bahwa 17 juta kasus kanker baru didiagnosis di seluruh dunia pada tahun 2018. Sebanyak 9,5 juta orang meninggal pada tahun itu. Pada tahun 2040 diperkirakan bahwa 27,5 juta kasus kanker baru akan terdeteksi per tahun, dan 16,3 juta orang akan meninggal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement