REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjaga agar daya tahan tubuh dapat berjalan dengan normal, nutrisi harus terpenuhi. Bukan karbohidrat, protein, dan lemak saja yang dibutuhkan, zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral juga penting peranannya dalam memperkuat imunitas.
Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) mengungkapkan, salah satu vitamin yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak adalah vitamin D. Fungsi vitamin D secara klasik adalah untuk pertumbuhan tulang, mineralisasi tulang.
"Agar anak bisa tinggi dan tumbuh, maka harus ada vitamin D," kata Budi yang juga ahli alergi imunologi anak.
Di lain sisi, vitamin D memiliki fungsi yang lebih besar lagi, yaitu fungsi non klasik. Selain untuk menjaga homestasis kalsium, fosfor, dan juga mineralisasi tulang, vitamin D juga dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh alamiah dan adaptif.
"Jadi didalam tubuh kita ini, sistem imun ada dua macam, yang alamiah dan adaptif. Vitamin D berperan untuk memodulasi keduanya,” jelasnya dalam webinar Vitamin D3 Series: Lindungi Anak Indonesia Dengan Daya Tahan Tubuh yang Optimal yang disimak di Jakarta, Kamis (23/7).
Menurut Budi, vitamin D dapat meningkatkan repsons antibakteri dalam sistem kekebalan tubuh alamiah. Jadi, kalau ada kuman, bakteri, atau virus yang masuk ke dalam tubuh, yang pertama melawan adalah sistem kekebalan tubuh alamiah.
"Jadi kuman, bakteri, atau virus yang masuk sudah dapat dieliminasi dengan sistem kekebalan tubuh alamiah," jelas Budi.
Namun, bila sudah telanjur terjadi infeksi hingga muncul peradangan, sistem kekebalan tubuh adaptif mulai jalan. Vitamin D punya peran untuk kekebalan tubuh adaptif.
Vitamin D, menurut Budi, berfungsi sebagai anti inflamasi, anti peradangan. Vitamin D dapat berperan membantu agar peradangan tidak bertambah hebat.
“Vitamin D merangsang kekebalan tubuh adaptif, sehingga peradangan akan berkurang,” paparnya.
Vitamin D yang sumber utamanya berasal dari paparan ultraviolet B sinar matahari itu juga akan memengaruhi fungsi sel T Regulator. Ini sangat berperan pada penyakit alergi, sehingga alerginya tidak timbul.
"Kalaupun timbul, alerginya tidak akan bertambah berat," ungkap Budi.