REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan pelaku usaha berbahan kopi di daerah itu mulai bangkit dan menata kembali usahanya. Ia mengungkapkan, selama beberapa bulan terakhir pelaku usaha berbahan kopi di Banyuwangi juga terimbas pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah saya lihat kemarin perlahan tapi pasti, mulai bergeliat lagi. Kita harus optimistis menyambut era adaptasi kebiasaan baru. Hulunya kita perkuat, hilirisasi kopinya juga dioptimalkan, sehingga ekonomi kembali bergerak," kata Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (27/7).
Abdullah Azwar Anas mengemukakan hal itu usai bertemu dengan para petani kopi dan pegiat usaha kopi di Kecamatan Kalibaru, yang merupakan sentra produksi kopi, di antaranya dari Kebun Malangsari yang telah diekspor rutin ke sejumlah negara. Azwar Anas bertemu dengan para petani dan pegiat usaha kopi Kalibaru, di Ruang Terbuka Hijau Sawunggaling, yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan perkebunan kopi rakyat yang mencapai 9.721 hektare.
"Kami sangat senang melihat banyak anak muda yang kini terlibat dalam pengembangan kopi. Tidak hanya bergerak dalam pertanian kopi saja, tapi sudah mulai melakukan pemprosesan kopi siap saji. Juga mulai banyak kedai-kedai kopi yang dibuka. Ini memberi nilai tambah ekonomi," katanya.
Potensi itu, lanjut Anas, akan terus dimaksimalkan dan bahkan Pemkab Banyuwangi akan membantu pendampingan dan promosinya. "Di era adaptasi kebiasaan baru setelah dampak pandemi Covid-19, kami akan prioritaskan Kalibaru sebagai agenda promosi wisata kopi di Banyuwangi," katanya.
Hamdani, salah seorang pemilik kedai Semiotika Kopi Kalibaru Manis, mengatakan bahwa selama ini ia bersama kawan-kawannya rajin mempromosikan kopi lokal Kalibaru. "Jika pemerintah turut mendampingi dan membantu promosi, tentu ini menjadi kabar gembira bagi kami," ujarnya.