Selasa 28 Jul 2020 15:34 WIB

Ilmuwan Temukan Enzim yang Sebabkan Bau Badan

Bakteri yang berevolusi menjadi enzim bertanggungjawab pada bau badan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang wanita yang sedang menggunakan deodorant pada ketiaknya
Foto: sdicoe
Seorang wanita yang sedang menggunakan deodorant pada ketiaknya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ilmuwan menemukan sebuah enzim unik yang bertanggung jawab atas penyebab bau badan pada manusia, atau dikenal sebagai body odour (BO). Para peneliti dari University of York sebelumnya menunjukkan bahwa hanya beberapa bakteri di ketiak yang merupakan penyebab sesungguhnya dari kondisi ini.

Dilansir Science Daily, tim ilmuwan yang sama berkolaborasi dengan Unilever melangkah lebih jauh dalam menemukan enzim BO yang unik. Enzin ini hanya ditemukan dalam jenis bakteri, yang bertanggungjawab atas bau ketiak yang khas.

Baca Juga

Penelitian baru ini menyoroti bagaimana bakteri tertentu telah berevolusi enzim khusus untuk menghasilkan beberapa molekul kunci yang kita kenal sebagai BO.

Rekan penulis bernama Michelle Rudden dari kelompok ilmuwan yang dipimpin Gavin Thomas di Departemen Biologi Universitas York mengatakan memecahkan struktur enzim BO telah memungkinkan peneliti untuk menentukan langkah molekuler di dalam bakteri tertentu yang menciptakan molekul bau. Ini adalah kemajuan dalam memahami bagaimana bau tubuh terjadi.

“Ini akan memungkinkan pengembangan inhibitor yang ditargetkan yang menghentikan produksi BO pada sumbernya tanpa mengganggu mikrobioma ketiak,” ujar Rudden, dilansir Science Daily, Selasa (28/7).

Pada ketiak, terdapat komunitas yang terdiri dari beragam bakteri dan merupakan bagian dari mikrobioma kulit alami Anda. Penelitian ini menyoroti Staphylococcus Hominis (S. hominis) sebagai salah satu mikroba utama di balik terjadinya bau badan pada manusia.

Para peneliti mengatakan bahwa enzim BO ini ada di S. hominis, jauh sebelum munculnya homo sapiens sebagai spesies, menunjukkan bahwa bau tubuh ada sebelum evolusi manusia modern. Ini mungkin memiliki peran penting dalam masyarakat, di mana terjadinya komunikasi diantara primata leluhur.

Penelitian ini merupakan penemuan penting untuk Unilever R&D, dimungkinkan oleh kolaborasi industri akademik yang sudah lama ada dengan University of York. Rekan penulis dari perusahaan tersebut, Gordon James mengatakan studi ini adalah pembuka mata yang nyata.

“Sangat menarik untuk menemukan bahwa enzim pembentuk bau utama hanya terdapat pada beberapa bakteri ketiak dan berevolusi di sana puluhan juta tahun yang lalu,” jelas James.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement