Jumat 31 Jul 2020 05:36 WIB

Tahun Depan, NASA dan SpaceX akan Kirim 4 Astronaut ke ISS

Misi pada musim semi 2021 akan membawa kru ISS menjadi 7 orang.

Rep: Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih
Peluncuran astronaut NASA dengan kapsul Crew Dragon milik SPaceX. ilustrasi
Foto: AP/Charlie Riedel
Peluncuran astronaut NASA dengan kapsul Crew Dragon milik SPaceX. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- NASA dan perusahaan antariksa SpaceX  akan membawa empat astronaut sebagai awak misi SpaceX ke stasiun luar angkasa internasional pada musim semi 2021. Semua kru merupakan veteran yang pernah menjalankan misi di stasiun ruang angkasa internasional (ISS).

Mereka termasuk Akihiko Hoshide dari badan antariksa JAXA Jepang, Thomas Pesquet dari Badan Antariksa Eropa dan Shane Kimbrough dari NASA dan Megan McArthur yang dua bulan lalu menyaksikan suaminya Robert Behnken menjadi co-pilot pertama. Ia pernah menggunakan penerbangan kapsul SpaceX's Crew Dragon.

Baca Juga

Misi pada musim semi ini dijuluki Crew-2. Misi ini akan membawa jumlah orang yang menjadi staf ISS menjadi tujuh. "Memungkinkan NASA menggandakan jumlah ilmu pengetahuan yang dapat dilakukan di luar angkasa secara efektif," kata NASA seperti dikutip dari CNN, Rabu (19/7).

Saat ini terdapat lima orang berada di ISS. Dua di antara mereka merupakan astronaut yang menaiki kapsul SpaceX's Crew Dragon. Keduanya diperkirakan akan pulang dari ISS setelah akhir pekan ini.

Kembalinya mereka dengan aman dapat memberikan sertifikasi resmi kendaraan Crew Dragon sebagai pesawat ruang angkasa yang layak bagi manusia. Kemudian itu akan membuka jalan bagi kapsul Crew Dragon untuk diluncurkan pada misi operasional penuh pertamanya ke stasiun luar angkasa, Crew-1, yang dijadwalkan untuk akhir September.

NASA telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kembali kemampuan menerbangkan astronautnya sendiri ke dan dari stasiun ruang angkasa. Setelah program Shuttle berakhir, NASA antariksa harus bergantung pada kendaraan Soyuz Rusia untuk mengangkut awak NASA ke ISS. Amerika Serikat telah membayar Rusia sebanyak 90 juta dolar Amerika per kursi untuk perjalanan itu.

Namun, alih-alih membangun penggantinya sendiri untuk Pesawat Ulang-Alik, NASA meminta sektor swasta untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa. Salah satunya SpaceX.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement