REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertengahan tahun ini, sejumlah pabrikan melakukan recall (menarik kembali) bebera tipe produknya dari pasaran. Hal ini dilakukan lantaran ditemukan adanya gangguan pada beberapa komponen kendaraan.
Recall, antara lain dilakukan oleh Mitsubhisi melalui produk andalannya, Xpander. Langkah serupa juga dijalankan oleh Nissan, Honda, dan Suzuki lewat Baleno dengan alasan adanya gangguan pada unit fuel pump.
Dari sisi pabrikan, kebijakan ini merupakan program yang menantang. Mengingat, mereka harus mengalokasikan tambahan anggaran untuk dapat memberikan pelayanan perbaikan tanpa membebankan biaya kepada konsumen.
Pengamat otomotif, Bebin Juana, menilai recall merupakan langkah positif pabrikan sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen. Langkah ini merupakan sebuah cerminan sifat pabrikan yang peduli dengan konsumen dan secara otomatis juga berkaitan dengan nama baik pabrikan itu sendiri.
“Meski recall merupakan program yang memerlukan biaya besar, tapi pabrikan tetap harus melakukannya demi memberikan pelayanan yang terbaik serta menjaga reputasi brand di mata konsumen,” katanya.
Katanya, kebijakan ini biasanya berawal dari kasus kerusakan yang masuk dalam catatan pabrikan. Kemudian, pabrikan melakukan evaluasi dan selanjutnya menetapkan apakah kasus itu perlu ditindak lanjuti lewat recall atau tidak.
"Catatan pabrikan ada yang berasal dari kasus yang jumlahnya tidak wajar dan ada yang berasal dari uji coba internal. Biasanya, pabrikan juga melakukan roadtest sebuah produk untuk jarak tempuh 10 ribu hingga 50 ribu kilometer guna memastikan persoalan apa saja yang berpotensi timbul saat kendaraan digunakan," ujarnya.
Lewat seluruh rangkaian pengujian dan evaluasi inilah kemudian pabrikan sekaligus akan menetapkan strategi agar persoalan produksi tak lagi terulang di kemudian hari. Di satu sisi, ia menekankan, jika terjadi persoalan produk, tetapi pabrikan berpura-pura tidak mengetahui persoalan itu, maka tentu hal tersebut akan sangat merugikan konsumen.
“Oleh karena itu, konsumen yang smart perlu menghargai program recall karena itu sekaligus jadi bukti tanggung jawab produsen,” ucapnya.
Service & Parts Asst General Manager PT Honda Prospect Motor, Denny MT, mengatakan, recall dilakukan guna mewujudkan rasa kepedulian terhadap keselamatan dan kenyamanan konsumen. Program recall komponen fuel pump dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya mesin tidak dapat dinyalakan atau mesin berhenti beroperasi secara tiba-tiba saat mengemudi dikarenakan fuel pump tidak bekerja sebagaimana mestinya. “Unit yang teridentifikasi dalam program ini adalah sebanyak 85.025 unit," kata Denny.
President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Naoya Nakamura, mengatakan, recall terhadap Xpander dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen Mitsubishi dalam memastikan keamanan dan kenyamanan konsumen. Kampanye perbaikan yang dilakukan adalah pemeriksaan dan penggantian komponen fuel pump. Total mobil yang akan ditarik dalam program ini sebanyak 139.111 unit Mitsubishi Xpander tahun produksi 2017 hingga 2019.
sumber: khoirul azwar