REPUBLIKA.CO.ID, oleh Agung Sasongko*
Laga final Piala FA bakal mempertemukan Chelsea dan Arsenal pada 1 Agustus mendatang. Laga tersebut merupakan pelipur lara kedua klub musim ini. Gelar juara Piala FA akan menjadi hidangan penutup kedua klub yang sama-sama lagi move on dari adaptasi masing-masing.
Chelsea di bawah Frank Lampard seiring perlahan tampil konsisten meski harus berbenah musim depan, utama sektor belakang yang kerap bermasalah. Sementara Arsenal lebih buruk dalam proses adaptasinya bersama Mikel Arteta. Situasinya sama, tampil tak konsisten dan internal ruang ganti yang mungkin tak lagi solid. Tentu butuh waktu lebih panjang bagi Arteta untuk membenahi benang kusut the Gunners.
Bicara Chelsea, semenjak larangan transfer pemain tak ada satu pun pemain bintang kelas dunia yang berlabuh di Stamford Brigde. Sebaliknya, Chelsea malah memilih menjual bintangnya seperti Eden Hazard yang berlabuh di Madrid pada musim ini. Lampard yang kebagian getahnya pun sadar posisinya tak mudah untuk meracik tim seperti kala dirinya masih aktif bermain. Fokusnya pun berubah, pemain akademi mulai dipromosikan dalam skuat. Judi besar terpaksa diambil, karena Chelsea baru bisa jor-joran beli pemain pada bursa musim dingin mendatang. Maka munculah nama-nama Tammy Abraham , Callum Hudson-Odoi, Reece James, dan Mason Mount.
Perjudian besar itu rupanya mulai padu. Chelsea pun mulai kembali ke track kemenangan meski kesusahan menembuh lima besar. Mereka beruntung, Leicester kalah dari Manchester United hingga akhirnya mampu menempati posisi empat klasemen akhir Liga Inggris. The Blues mengamankan satu tiket ke Liga Champions.
Bagaimana dengan Arsenal, semenjak Unai Emery dipecat lalu digantikan Arteta, sedikit ada harapan publik Emirates akan tangan dingin mantan kaptennya itu. Di awal manis namun mulai mengkhawatirkan kemudian. Arsenal mulai dihadapi masalah internal. Mulai dari diparkirnya Mesut Ozil, kontrak Piere Emerick Aubameyang, hingga performa David Luiz.
Nama pertama mungkin, hanya menunggu waktu saja. Bisa jadi, sang pemain bakal hengkang musim depan. Arsenal mungkin akan lega bila pemain asal Jerman itu pergi. Gajinya yang demikian besar dinilai menjadi ganjalan The Gunners. Namun, nama kedua yang justru membuat Arteta pusing.
Performa sang striker tak perlu diragukan lagi. Tapi melihat Arsenal yang tengah goyang tentu membuat lain cerita. Dengan usia 31 tahun, wajar Aubameyang ingin klub dibelanya memiliki peluang meraih gelar bergengsi. Petinggi Arsenal dilema, antara menjual atau mempertahankan. Menjual berarti harus mencari pengganti sepadan mengingat musim depan pesaing-pesaing mereka semakin kuat, tapi mempertahankan akan sulit bila tak ada jaminan dari pihak Arsenal mampu bersaing di papan atas Liga Primer. Nama terakhir, sudahlah.
Menariknya, dua klub asal London ini meski tengah goyang tapi kompak menggebuk Manchester United di Piala FA. Dilansir Opta, Chelsea menjadi tim kedua yang paling banyak menyingkirkan Iblis Merah di kompetisi tersebut. Chelsea hanya kalah dari Arsenal yang menyingkirkan United tujuh kali di ajang yang sama. Seperti diketahui, United mencatatkan jumlah penampilan lebih banyak pada semifinal Piala FA. Jumlah yang hanya didekati oleh Arsenal, seteru mereka di final. Belum lagi bicara capaian gelar Piala FA, jelas Chelsea masih kalah dari United dan Arsenal. Kubu Emirates masih yang teratas dalam urusan trofi Piala FA yakni 13 kali juara dan tujuh kali runner up. Sementara United, 12 kali juara dan delapan kali Runner Up.
Dan final melawan Chelsea, menjadi penampilan Arsenal ke-21. Chelsea sendiri baru 13 kali mencapai final. The Gunners terakhir mengangkat trofi bersejarah pada tahun 2017. Sementara Chelsea adalah pemenang delapan kali, terakhir raih juara pada 2018.
Secara pengalaman, Arsenal mungkin lebih diunggulkan. Namun, bicara persiapan tempur Chelsea lebih baik. Konsistensi Chelsea menjadi kelebihan dalam laga ini. Namun, jangan lupa The Blues masih kepayahan urusan pertahanan. Alhasil Kepa cs selalu jadi sorotan karena menyangkut performanya. Persoalannya, apakah lini depan Arsenal mampu mengeksplotasi kelemahan itu. Apakah Aubameyang bisa menepikan isu masa depannya di Arsenal dan menjadikan gelar Piala FA sebagai kenang-kenangan sebelum pergi dari Emirates.
Jadi, kunci dari laga ini adalah kemampuan lini pertahanan Chelsea dan daya gedor the Arsenal. Sukses menggebuk United yang sarat pengalaman di Piala FA jelas modal bagus keduanya meraih turnamen tertua tersebut musim ini. Bagi Arsenal, gelar juara menegaskan status mereka menjadi tim tersukses di Piala FA. Untuk Chelsea, gelar juara juga menegaskan bahwa mereka belumlah habis.
*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id