Senin 03 Aug 2020 18:35 WIB

Alat Pemijat Otomatis Ngetren, Apa Manfaat dan Risikonya?

Alat pemijat otomatis diklaim bisa membantu mengatasi nyeri otot.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Ketimbang mendatangi layanan fisioterapi, sebagian orang memilih untuk membeli alat pijat otomatis. Ketahui manfaat dan risikonya sebelum memakai alat pijat tersebut.
Foto: Pixabay
Ketimbang mendatangi layanan fisioterapi, sebagian orang memilih untuk membeli alat pijat otomatis. Ketahui manfaat dan risikonya sebelum memakai alat pijat tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alat pijat otomatis telah cukup populer belakangan ini. Sejumlah selebritas, seperti Adam Levine dan Ashley Graham, diketahui juga menggunakannya.

Alat pijat seperti Hyperice Hypervolt diklaim dapat memberikan terapi perkusif, yang menciptakan tekanan cepat ke dalam jaringan untuk membantu mengatasi nyeri otot. Pemijat otomatis biasanya memiliki pegangan dan kepala untuk memberikan perkusi atau getaran.

Baca Juga

Menurut ahli fisiologi olahraga senior Rumah Sakit Umum Changi, Dr Raymond Teoh, ada bukti yang menunjukkan teknik pemijatan tertentu dapat mengurangi nyeri otot dan kekakuan pada atlet yang terlatih. Tetapi, untuk pemijat otomatis, pengguna harus berhati-hati dan memerhatikan potensi bahaya saat menggunakannya.

"Sejauh ini, hanya ada sedikit penelitian tentang kemanjuran dan keamanan yang terkait dengan penggunaan senjata pijat, karenanya itu tidak digunakan dalam praktik kami," kata Dr Teoh, dikutip CNA Lifestyle, Senin (3/8).

Pemijat otomatis memungkinkan pengguna mengelola sendiri perangkat yang digunakan. Alat cenderung bertenaga tinggi sehingga pengguna harus berhati-hati, khususnya untuk orang yang memiliki ketegangan otot atau keseleo ligamen.

Teoh juga memperingatkan untuk tidak menggunakan peranti bagi orang yang memiliki cedera terkait peradangan, seperti osteoporosis, tendonitis, atau radang kandung lendir, kondisi autoimun, kondisi yang memengaruhi aliran darah, seperti deep vein thrombosis (DVT) atau artheriosclerosis.

Pijatan otomatis sebenarnya tidak dapat menyembuhkan, sebaliknya dikhawatirkan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada area dan menghambat penyembuhan. Fisioterapis Core Concepts Elizabeth Boey memperkirakan bahwa pemijat otomatis juga telah beredar di Singapura selama lima tahun terakhir.

Popularitasnya semakin meningkat belakangan ini. Para atlet internasional dan bahkan selebritas turut mengikuti tren ini.

Kendati begitu, Boey menyarankan untuk menghindari menggunakan alat pijat di atas tulang patah yang sedang dalam masa pemulihan. Selain itu, hindari penggunaan di area persendian, daerah bertulang, dan daerah rentan, seperti bagian depan leher, lipatan siku dan lutut, serta selangkangan.

Lebih lanjut, Boey mengatakan bahwa alat pijat tidak akan pernah menggantikan terapi langsung, seperti pijat olahraga. "Terapis pijat yang terlatih dalam anatomi manusia dapat menemukan daerah sesak sehingga menargetkan pelepasan jaringan dalam," kata Boey.

Namun demikian, alat otomatis dapat mengakses area yang sulit dijangkau. Misalnya, alat pijat dapat digunakan untuk menargetkan area seperti otot trapezius atas (bahu). Intensitas dan kecepatannya juga bisa disesuaikan.

Penggunaan alat otomatis dapat mengurangi risiko kelelahan dibandingkan dengan cara biasa. Tetapi, jika memijat area yang luas seperti bokong, paha atau punggung, alat biasa seperti roller, misalnya dapat melakukan lebih baik daripada pemijat otomatis.

Sementara itu tentang fleksibilitas, pemijat otomatis memang dapat digunakan untuk memijat otot-otot sebelum maupun sesudah latihan. Hanya saja, tetap disarankan jangan terlalu bergantung pada alat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement