REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta Presiden RI Joko Widodo beserta jajaran pemerintah tak perlu berbicara soal potensi gelombang kedua. Sebab, menurut dia, gelombang pertama Covid-19 pun belum usai.
"Banyak ahli epidemiologi mengatakan di Indonesia hingga saat ini belum selesai alami fase gelombang pertama. Bahkan Presiden mengatakan tidak tahu kenapa masyarakat makin khawatir dengan Covid-19," kata Sukamta lewat pesan singkatnya pada Republika, Senin (3/8).
Ia mengaku khawatir, istilah gelombang kedua ini malah membuat bingung dan membuat lengah kewaspadaan terhadap bahaya Covid-19. Wacana ancaman gelombang kedua ini juga dinilai seperti klaim pandemi gelombang pertama sudah bisa diatasi.
Padahal, Wakil Ketua Fraksi PKS ini mengatakan, sampai saat ini, setiap hari terus meningkat jumlah kasus positif, jumlah korban meninggal juga terus bertambah. Ia pun meminta presiden dan jajarannya melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang dibentuk belum lama ini fokus untuk segera atasi pandemi.
Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga mengingatkan pemerintah bahwa penanganan Covid-19 yang tidak kunjung tuntas, akan menambah dampak sosial ekonomi yang lebih berat. "Jika persoalan utama dalam penanganan pandemi tidak kunjung membaik, dana Rp 695,2 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional saya khawatirkan tidak akan berguna dan jadi sia-sia," ujar dia.
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Indonesia Maju, Selasa (28/7) lalu, menyampaikan agar jajaran kementeriannya mewaspadai dan mengantisipasi terhadap kemungkinan risiko terjadinya gelombang kedua Covid-19 dan masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global hingga tahun 2021.