REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Pilihan makanan yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Tidak hanya fisik, tetapi juga mental.
Pakar psikiatri gizi Uma Naidoo mengatakan, memperbaiki kesehatan mental bisa melalui asupan nutrisi yang tepat. Penulis buku This is Your Brain on Food itu menjelaskan, ada banyak orang yang ditengarai mengidap sejumlah gejala gangguan kesehatan mental, tapi belum dikategorikan dalam sindrom tertentu. Strategi nutrisi dapat membantu mengatasinya.
Naidoo tertarik mendalami koneksi antara makanan dan kesehatan mental karena rasa penasaran terhadap nutrisi. Dia memakai pendekatan holistik terhadap pengobatan, dan mendapati ada kesenjangan di sekolah medis terkait pengetahuan gizi tersebut.
Dia menjelaskan, koneksi perut dan otak terbagi atas anatomikal, fisiologikal, dan biokemikal. Dalam pengertian mudah, ada komunikasi dua arah antara keduanya. Dengan kata lain, makanan yang baik untuk perut akan berpengaruh positif pada otak.
Naidoo menyebut, jika Anda mengonsumsi makanan tidak sehat, bakteri jahat akan berpesta. Bakteri-bakteri tersebut seolah mengamuk dan terus menyantap apa yang ada. "Mereka mengganggu usus, dan zat kimia yang salah bisa terbentuk, terkomunikasikan pada otak," ujarnya seperti dilansir di The Boston Globe, Rabu (5/8).
Kabar baiknya, sains menunjukkan bahwa kondisi bakteri usus bisa berubah dalam waktu 24 jam. Untuk memberikan efek fisik atau emosional tertentu, cukup dengan memilih makanan yang tepat dan membuat perubahan kecil dalam pola makan.
Direktur Psikiatri Nutrisi dan Gaya Hidup Rumah Sakit Umum Massachusetts itu menganjurkan bahan makanan segar untuk memperbaiki kesehatan mental. Sayur-mayur, buah-buahan, dan rempah-rempah adalah beberapa yang dia sarankan.
Contohnya, kembang kol yang baik untuk usus karena kandungan sulforafana di dalamnya dan tomat yang kaya likopen. Apapun jenis dan warna buah serta sayuran itu, Naidoo mengatakan yang terpenting adalah asupan vitamin dan mineral yang diserap tubuh.
Dia berharap semakin banyak orang memahami bahwa serat yang berasal dari buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian sangat krusial. Serat membantu usus menghasilkan zat-zat baik dalam tubuh sehingga pilihan makanan itu sangat tepat.
Koki profesional yang lulus dari Cambridge School of Culinary Arts itu beranggapan diet standar masyarakat Barat cukup problematis untuk kesehatan mental. Pasalnya, pola makan tersebut kurang mengandung makanan kaya serat.
"Terlalu banyak fokus pada makanan olahan, cepat saji, bahan-bahan kurang sehat, tinggi sodium serta gula. Semua itu sangat berlawanan dengan yang dianjurkan," kata Naidoo.