Kamis 06 Aug 2020 21:23 WIB

Pesawat N219 Ditarget Lolos Uji Sertifikasi Tahun Ini

Jika sudah lolos sertifikasi, pesawat N219 bisa segera diproduksi massal.

Pesawat N219, di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Bandung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pesawat N219, di Hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Rika Andiarti berharap pesawat N219 lolos uji sertifikasi. Pesawat ini ditarget mendapatkan Sertifikasi Tipe dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

"N219 sampai saat ini sedang dilakukan uji terbang akhir dengan misi sangat 'critical'. Kita berharap di tahun 2020 akan selesai program sertifikasi N219, setelah itu N219 bisa diproduksi massal," kata Rika dalam gelar wicara virtual "Iptek Pengembangan dan Antariksa Bagi Indonesia Maju" di Jakarta, Kamis (6/8).

Baca Juga

Jika sudah lolos sertifikasi, pesawat N219 bisa segera diproduksi massal. Rika mengatakan, tingkat komponen dalam negeri yang digunakan pada pembuatan pesawat itu sudah mencapai 40 persen. Ke depan akan ditingkatkan menjadi 60 persen, dan diupayakan semakin meningkat lagi.

Lapan juga mengembangkan pesawat N219 amfibi guna mendukung program pemerintah untuk logistik, pariwisata dan transportasi di pulau-pulau kecil, daerah danau dan daerah perairan. Selain itu, Lapan juga terus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan roket, sehingga diharapkan pada 2024 akan mampu meluncurkan roket pengorbit satelit dari bumi Indonesia.

Rika menuturkan roket sonda RX 450 sedang terus mengalami optimalisasi. Ditargetkan roket itu memiliki ketinggian terbang sekitar 100 km. Demikian pula, roket sonda bertingkat dengan ketinggian terbang 300 km menjadi bagian dari fokus kegiatan Lapan pada 2021-2025.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement