Jumat 07 Aug 2020 08:57 WIB

Kekebalan Seorang Dukun dan Ampuhnya Ayat Kursi

Saat syetan-syetan itu kembali, dukun itu bertanya mengapa mereka meninggalkannya?

Ustaz Wahyudi
Foto: Dok Pribadi
Ustaz Wahyudi

Oleh Ustaz Wahyudi (Pengasuh lembaga bimbingan Qur'an dan Bahasa Arab Ibnu Abbas (Limbangan, Semarang)

REPUBLIKA.CO.ID, Lelaki itu akhirnya menceritakan masa lalunya kepada Syekh Abdul Muhsin. Ia dulunya adalah seorang dukun yang sukses. Bukan hanya bisa memperoleh banyak uang, melainkan kekebalan tubuhnya juga membuat kagum banyak orang.

Hingga tiba suatu hari saat ia memamerkan kesaktiannya. Mulanya, hanya decak kagum dan tepuk tangan membahana mengiringi aksinya. Dua bilah pisau di tangan kanan dan tangan kiri, ia tusuk-tusukkan ke perutnya. Ajaib. Ia tak terluka. Tidak juga kesakitan.

“Sebenarnya ada syetan dari kalangan jin yang bersemayam di dalam tubuhku. Merekalah yang menahan dan merekayasa sehingga perutku tidak terluka, tidak berdarah dan aku pun tak merasa sakit,” tuturnya.

Tiba-tiba, seorang pemuda menghampirinya. Pemuda itu berjalan dengan tenang. Pakaiannya meniru pakaian Rasulullah    . Ia juga berjenggot dan mengenakan siwak. Terdengar dari lisannya ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)...”(QS Al Baqarah: 255).

“Tiba-tiba syetan yang ada di tubuh saya keluar satu per satu. Seketika aku merasakan sakit yang luar biasa, darah mengucur...kemudian aku tak sadarkan diri. Lantas aku dilarikan ke rumah sakit. Tiga bulan aku menderita sakit setelah dioperasi,” lanjutnya.

Saat syetan-syetan itu kembali, dukun tersebut bertanya mengapa mereka meninggalkannya. ‘ kalau saja pemuda itu maju dan menyelesaikan ayat kursi, kami semua akan binasa.”

Bersatunya kembali dukun dan syetan-syetan itu menyepakati satu hal, membalas dendam pada pemuda tersebut. Maka, digelarlah ritual khusus. Sang dukun bersedia tidak keluar dari rumahnya, tidak membuka praktik, demi mencelakakan sang pemuda.

Hari pertama misi balas dendam dimulai. “Saya akan mencukil kedua mata pemuda itu," kata salah satu syetan. “Saya akan memancarkan darah dari urat nadinya,” sahut syetan lain. Namun apa yang terjadi ? setelah beberapa waktu mereka pergi, mereka pun pulang dalam kondisi payah.“Pemuda itu tidak bisa dicelakakan hari ini, “kata mereka.

Hari kedua, syetan-syetan itu pergi ke rumah sang pemuda, namun kemudian kembali pulang dalam kondisi kalah. Demikian pula hari-hari berikutnya. Syetan-syetan itu menemui dukun tersebut dan tak pernah berhasil mencelakai pemuda. Hingga tiga tahun misi itu dijalankan, akhirnya sang dukun pun menyerah.“ Apa rahasia pemuda itu ?” tanya Syeikh Abdul Muhsin,“Kata syetan-syetanku, pemuda tersebut tidak pernah melalaikan shalat”.

Saudaraku...

Segala puji bagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَال , Tuhan semesta Allah. kepadaNya kita berharap dan memohon pertlindungan dari sgala fitnah dan gangguan syaiton yang memperdaya.

Saudaraku...

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَال berfirman : 

حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ...

Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik baik pelindung”. (Qs. Ali Imran: 173). والله أعلمُ.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement