REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) melakukan sosialisasi kepada para pelaku usaha jasa wisata terkait penerapan protokol kesehatan menjelang dibukanya kembali wisata Gunung Bromo di Jawa Timur.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB-TNBTS Sarif Hidayat mengatakan, sosialisasi penerapan protokol kesehatan kepada para pelaku jasa wisata tersebut, bertujuan meminimalisir risiko penyebaran virus corona atau Covid-19.
"Kami melakukan sosialisasi prosedur standar reaktivasi wisata alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara bertahap kepada para pelaku jasa wisata," kata Sarif, Sabtu (8/8).
Sarif menjelaskan, para pihak yang terlibat dan berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga sepakat membentuk tim evaluasi. Tim bertugas memastikan penerapan protokol kesehatan pada saat kawasan Gunung Bromo kembali dibuka.
Kegiatan sosialisasi tersebut, menurut Sarif, diharapkan mampu memberikan pemahaman dan pengenalan aturan terutama pada para pelaku jasa wisata terhadap reaktivasi kunjungan wisata menuju adaptasi baru, sehingga meminimalkan risiko penularan Covid-19.
Menurut Sarif, setelah tahapan sosialisasi kepada pelaku jasa wisata dan seluruh pemangku kepentingan terlaksana, akan dilakukan simulasi penerapan protokol kesehatan untuk mempertegas alur adaptasi kebiasaan baru di wisata Bromo Tengger Semeru. "Tim akan melakukan evaluasi pelaksanaan pembukaan kunjungan wisatawan, dan memastikan protokol kesehatan diterapkan, untuk meminimalisir penyebaran Covid-19," kata Sarif.
Pembukaan kawasan Gunung Bromo masih menunggu surat rekomendasi dari empat kepala daerah. Kawasan TNBTS, terletak di empat wilayah yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang. Dari empat wilayah tersebut, hingga saat ini baru Bupati Probolinggo yang telah mengeluarkan surat rekomendasi. Sementara untuk tiga wilayah lainnya masih dalam proses mempersiapkan rekomendasi tersebut.
"Apabila rekomendasi dari empat Bupati sudah dikeluarkan, TNBTS akan melaporkan rekomendasi tersebut ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Sarif.
Sarif menambahkan, seluruh pihak yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, diharapkan berkomitmen mengimplementasikan protokol kesehatan reaktivasi wisata Gunung Bromo. Kawasan Bromo Tengger Semeru mulai ditutup akibat pandemi Covid-19 sejak 19 Maret 2020. Penutupan tersebut merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, khususnya pada daerah tujuan wisata.
Kawasan Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Tercatat, sepanjang 2019, jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mencapai 690.831 orang.