REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana, Sekjen FOZ dan Direksi IZI
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan"(QS. Al Insyirah: 5)
Kita semua sejatinya manusia biasa. Kita bisa merasa senang, bisa juga berduka. Pun dalam hidup ini, kita juga bisa mengalami kebahagiaan atau penderitaan. Masalah dan kesulitan dalam hidup, sejatinya dialami semua manusia. Dengan jenis dan kadar yang berbeda, setiap orang pastinya punya masalahnya masing-masing.
Beragam masalah yang kita hadapi, sesungguhnya di mata Allah ia adalah yang paling sesuai untuk kondisi kita saat ini. Apa pun masalahnya, entah soal pekerjaan, anak, istri, tetangga, hubungan dengan orang tua atau mertua, soal rumah, soal keinginan untuk bisa memiliki sejumlah barang dan sebagainya, tetap saja semuanya terasa berat bagi yang mengalami atau merasakannya.
Masalah juga kadang bukan soal fisik semata, kadang bahkan melibatkan batin atau jiwa. Begitu beratnya masalah yang dihadapi, bahkan bisa membuat orang yang tadinya sehat, bisa jatuh sakit, stres bahkan gila.
Menghindari masalah tentu diinginkan semua orang. Namun praktiknya, masalah kadang hadir tak mengenal waktu dan kondisi. Begitu ia datang, ya datang saja, entah apapun kondisinya. Siap atau tidak kita menghadapinya. Namanya juga masalah, tak pakai ancang-ancang datangnya, apalagi pakai persiapan segala.
Namun, masalah sejatinya bukan cara Allah menghancurkan atau menghukum kita. Bisa jadi, ini cara Allah akan menaikan "kelas kita" dalam kehidupan yang kita jalani. Sangat bisa jadi, berbagai masalah yang menimpa kita ternyata merupakan cara Allah mendewasakan kita. Agar bisa lebih berkualitas dan meningkat kehidupannya. Hal ini sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 115)
Dengan penjelasan dalam ayat tadi, bisa jadi Allah ingin menguji hidup kita lewat masalah-masalah yang ada. Lewat ujian tadi, Allah juga hendak menakar sejauhmana kemampuan bersabar kita dan kedekatan kita kepada Allah SWT.
Ujian dalam beragam masalah-masalah yang kita hadapi inilah nantinya yang akan membedakan kualitas diri kita di hadapan Allah. Dan ujian inilah yang sesungguhnya yang akan membuat diri kita lebih dewasa karena telah ditempa sebuah masalah. Dengan masalah yang kita hadapi, kita akan paham bahwa ada solusi di setiap masalah. Dan di sanalah, kualitas kedekatan kita dengan Allah Sang Penyelesai Masalah akan tergambar.
Apakah ketika kita di sapa masalah, kita semakin mendekat, atau sebaliknya, lari menjauhi Allah, bahkan mengutuk-Nya karena merasa tak ada pertolongan-Nya. Inilah esensi masalah, menjadi alat uji, keimanan, kesabaran dan sekaligus kedekatan kita dengan Allah SWT.
Dengan banyak dan makin sulitnya masalah yang Allah berikan, idealnya kita justru semakin meningkat tingkat ketergantungan dan kedekatan-nya kepada Allah. Allah-lah satu-satunya penolong, satu-satunya yang akan membebaskan kita dari beragam cobaan dan masalah.
Dengan memahami substansi ini, dan mengambil hikmah dari setiap masalah, kita akan belajar bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik. Kita juga bisa belajar bagaimana bersyukur dan bersabar atas ujian yang terjadi.
Sungguh, ujian terjadi bukan karena Allah murka, tapi karena Allah ingin kita lebih kuat dengan segala masalah yang terjadi. Kita akan lebih dewasa dalam bersikap, akan lebih bijak dalam bertindak ketika masalah telah hadir dalam diri kita.