Rabu 12 Aug 2020 09:58 WIB

Gangguan Pendengaran Usik Penderita Covid-19

Gejala lain yang tak biasa dari Covid-19 ialah munculnya gangguan pendengaran.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Peneliti menemukan pasien Covid-19 juga bisa mengalami gangguan pendengaran.
Foto: homeremediesforlife
Peneliti menemukan pasien Covid-19 juga bisa mengalami gangguan pendengaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE -- Pengidap Covid-19 bisa mengalami gejala batuk kering, bibir yang membiru, hingga kehilangan kemampuan indra penciuman dan pengecap. Para peneliti mengungkap gejala lain yang tidak biasa, yakni gangguan pendengaran.

Tim peneliti Sekolah Medis John Hopkins di Baltimore, Amerika Serikat, menjumpai bahwa virus corona jenis baru juga dapat menginfeksi kuping. Begitu pula tulang mastoid pada tengkorak yang terletak tepat di belakang telinga.

Baca Juga

Temuan tersebut didapat setelah para peneliti mengamati tiga pasien yang meninggal akibat Covid-19. Dua di antaranya (pria berusia 60-an dan perempuan berusia 80-an) memiliki muatan SARS-CoV-2 yang tinggi di mastoid.

Pada tubuh pasien perempuan, muatan virus hanya ditemukan di telinga tengah bagian kanan. Sementara, pada tubuh pasien pria, virus ditemukan pada mastoid kiri dan kanan, serta telinga tengah sebelah kiri dan kanan.

photo
Tiga gejala baru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Ukuran sampelnya memang sangat kecil, tetapi studi mendukung riset lain yang menganalisis hubungan antara infeksi virus corona dan masalah telinga. Penelitian lain terbitan April 2020 menemukan bahwa Covid-19 bisa menyebabkan otitis media akut.

Otitis adalah sejenis infeksi yang menyebabkan peradangan dan infeksi di belakang gendang telinga. Studi lain, juga terbit pada April, menemukan bahwa penyintas Covid-19 mengalami penurunan kemampuan pendengaran.

Padahal, pasien tanpa gejala yang sudah sembuh itu tidak memiliki riwayat gangguan pendengaran sebelumnya. Bagaimanapun, dibutuhkan tambahan penelitian lain yang mengeksplorasi keterkaitan tersebut.

Hasil riset terbaru bisa menjadi rekomendasi studi tambahan terkait dampak Covid-19 terhadap sistem audiovestibular. "Studi ini mengonfirmasi keberadaan virus SARS-CoV-2 di telinga tengah dan mastoid," kata ketua peneliti, Katilyn Frazier.

Identifikasi virus hidup dari efusi telinga tengah akan memiliki implikasi bagi ahli bedah dan staf. Termasuk, dalam penanganan peralatan seperti instrumen dan tabung isap sesuai dengan rekomendasi biosafety CDC.

Temuan telah dipublikasikan dalam JAMA Otolaryngology – Head & Neck Surgery. Dari paparan yang ada, periset menyarankan dokter untuk memeriksa telinga pasien yang menunjukkan gejala Covid-19 sebelum ditangani.

Saran serupa juga disampaikan kepada para ahli bedah. Tim peneliti beranggapan, akan sangat penting melakukan swab pada telinga pasien sebelum prosedur otologi atau operasi telinga, dikutip dari laman Health 24.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement