Rabu 12 Aug 2020 13:37 WIB

UNS Luncurkan Pupuk Organik dari Limbah Pewarna Alami

UNS membuat pupuk dari limbah pewarna Indigofera tinctoria.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pupuk organik Komfera Semar dari bahan limbah pewarna alami. Pupuk tersebut merupakan hasil riset Tim Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan PNBP UNS tahun 2020 Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Foto: Humas UNS
Pupuk organik Komfera Semar dari bahan limbah pewarna alami. Pupuk tersebut merupakan hasil riset Tim Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan PNBP UNS tahun 2020 Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas maret (UNS) Solo meluncurkan hasil riset berupa pupuk organik dari limbah pewarna alami. Peluncuran tersebut telah dilaksanakan beberapa waktu lalu di Desa Puron, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Pupuk organik tersebut merupakan hasil riset sejumlah dosen FP UNS yang tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan PNBP UNS tahun 2020 Prodi Agroteknologi FP UNS. Tim diketuai oleh Maria Theresia Sri Budiastuti dengan anggota Bambang Pujiasmanto, Supriyono, Djoko Purnomo, Puji Harsono, Trijono Djoko Sulistyo, Aprilia Ike Nurmalasari, Ida Rumia Manurung, dan Desy Setyaningrum.

Baca Juga

Maria Theresia Sri Budiastuti menuturkan, pengabdian yang telah dilakukan berupa peningkatan nilai guna limbah ekstraksi pewarna alami Indigofera tinctoria menjadi pupuk organik.

"Produk pupuk organik yang kami hasilkan diberi nama Komfera Semar (Kompos Indigofera Sebelas Maret). Pengabdian ini bekerja sama dengan CV Indigo Biru Baru yakni usaha yang bergerak di bidang pewarna alami biru yang terdapat di Desa Puron. Dalam proses ekstraksi tanaman Indigofera tinctoria menjadi pewarna alami biru menghasilkan limbah sebanyak 90 persen yang belum dimanfaatkan," kata Maria seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (12/8).

Tim Pengabdian PNBP Agroteknologi UNS juga telah melakukan analisis fisika dan kimia Pupuk Komfera di Environmental Biotechnology Laboratory PT Biodiversitas Bioteknologi Indonesia. Hasil analisis pupuk menunjukkan bahwa pupuk organik limbah ekstraksi tersebut telah memenuhi persyaratan pupuk organik padat berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011.

Kandungan yang ada dalam pupuk organik limbah ekstraksi ini yaitu C organik 48,43 persen, C/N rasio 15,6, kadar air 48,49 persen, N total 3,26 persen, P total 0,98 persen, K total 1,75 persen, pH 9.22 dan berwarna cokelat kehitaman.

Tim Pengabdian PNBP Agroteknologi UNS juga mengadakan kegiatan sosialisasi produk yang dilaksanakan di Balai Desa Puron. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh 36 orang yang terdiri dari gabungan kelompok tani dan kelompok wanita tani di Desa Puron. Selain itu juga dilakukan praktik pembuatan pupuk organik dari limbah hasil ekstraksi Indigofera tinctoria.

Warga Desa Puron terlihat sangat antusias mengikuti sosialisasi dan demonstrasi. Bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk organik Komfera antara lain, bahan limbah, kotoran sapi, dan dedak dengan perbandingan 1:60:10 serta ditambahkan molase 500 ml dan EM4 500 ml untuk 150 Kg limbah.

Tim tersebut juga telah melakukan uji coba penggunaan pupuk Komfera sebagai campuran media tanam pada beberapa tanaman sayuran seperti cabai rawit, cabai besar, tomat, terong, sawi, bayam, dan kangkung. Berdasarkan uji coba, tanaman sayuran tersebut dapat tumbuh dengan baik.

"Saat ini kami sedang melakukan penelitian uji coba pupuk organik pada tanaman Indigofera tinctoria di demonstrasi plot. Produksi pupuk organik Komfera ini juga masih dilakukan di Rumah Kompos," ucap Maria.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement