REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong pemerintah untuk terus mendukung penelitian vaksin Covid-19 buatan Indonesia. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, ia berharap vaksin yang dinamakan Merah Putih itu bisa diproduksi massal sesuai jadwal pada pertengahan 2021.
"(MPR) mendorong agar pemerintah terus mendukung peneliti lokal baik secara materil maupun support peralatan serta tetap memperhatikan perkembangan pembuatan vaksin Merah Putih tersebut hingga tahap produksi," kata kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/8).
MPR sendiri, kata dia, juga mendukung penelitian vaksin Merah Putih tersebut. Ia juga berharap pengerjaan vaksin itu sesuai jadwal sehingga bisa dilakukan vaksinasi massal kepada masyarakat Indonesia pada pertengahan 2021.
Terkait banyaknya obat herbal Covid-19 kini beredar di pasaran, Bamsoet meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. "(Sehingga) tidak ada masyarakat yang terpengaruh dengan pemberitaan yang menyesatkan terkait vaksin ataupun herbal yang beredar," ucapnya.
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengatakan, vaksin Merah Putih akan diproduksi massal pada 2021. "Insya Allah, kemarin laporan terakhir, di 2021 bisa ada jalan keluar, kita menemukan vaksin merah putih," katanya di Jakarta, Rabu.
Erick mengatakan, pembuatan vaksin Merah Putih merupakan kerja sama banyak lembaga. Mulai dari BUMN, Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Kemenristek, dan universitas. Penelitiannya kini masih berlangsung.
PT Bio Farma (Persero), kata Erick, telah menyiapkan kapasitas produksi hingga 250 juta vaksin per tahun. Bio Farma juga terus berupaya melakukan kerja sama dengan banyak pihak, mulai dari WHO, CEPI, Korea, Cina, hingga UAE.