Sabtu 15 Aug 2020 00:29 WIB

Pegiat Kopi Desa Kramat Kembangkan Kopi Luwak

Olahan kopi berasal dari luwak liar yang berkeliaran di hutan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Petani menjemur kopi luwak
Foto: David Muharmansyah/Antara
Petani menjemur kopi luwak

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pegiat kopi di Desa Kramat Kecamatan Karangmoncol, saat ini tengah mengembangkan hasil olahan kopi luwak. Kopi tersebut diolah dari biji kopi yang dihasilkan dari kotoran luwak liar di kawasan hutan desa setempat.

Muhammad Faiz, salah satu pegiat kopi desa tersebut menyatakan, untuk mendapat kopi dari kotoran luwak tersebut, dia harus mencari ke kawasan hutan yang memang banyak ditanami kopi oleh warga setempat.

''Jadi luwaknya memang bukan luwak peliharaan. Tapi luwak liar yang berkeliaran di hutan,'' jelasnya, Jumat (14/8).

Dia menyebutkan, untuk mencari kopi dari kotoran luwak liar ini, memang membutuhkan kecermatan dan kesabaran. Dalam satu hari, warga desa yang menjadi pegiat kopi di Desa Kramat, belum tentu bisa mendapatkan kopi 1 ons. 

''Bahkan kalau kesiangan, seringan kali tidak mendapat satu butirkan pun kopi karena sudah diambil pencari biji kopi luwak yang yang lain,'' katanya.

Namun dia menyebutkan, harga jual kopi luwak liar ini memang cukup menggiurkan. Kopi luwak yang sudah diolah dalam bentuk bubuk, laku dijual hingga Rp 100 ribu per ons.

''Ini masih tergolong murah. Di Temanggung, malah dijual hingga Rp 300 ribu per ons,'' katanya.

Dia menyebutkan, kebanyakan warga memang menjual kopi luwak yang diperoleh dari hutan, memang tidak dijual dalam bentuk biji kopi tetapi dijual sudah dalam bentuk bubuk. Caranya, dijemur kurang lebih selama 10 hari, baru setelah kering digoreng sangrai.

Dia menyebutkan, kopi yang diolah dari biji kopi kotoran luwak, memang berbeda dengan kopi biasa. Kopi dari kotoran luwak berbau lebih wangi, karena biji-biji kopi dimakan luwak akan bercampur dengan buah-buahan lain.

''Saat kotoran luwak yang berisi kopi masih segar, baunya juga segar. Seperti ada aroma daun pandan,'' katanya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Kabupaten Purbalingga, Budi Susetyono mengatakan kopi luwak liar olahan pegiat kopi Desa Kramat, diharapkan bisa terus berkembang dengan baik. Apalagi saat ini banyak bermunculan para pecinta kopi di Purbalingga.

''Tentunya ini menjadi peluang yang cukup baik untuk pegiat kopi Desa Kramat untuk bisa mengembangkan produk kopi luwak Liar agar bisa tembus pasar nasional,'' katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement