REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Aksi vandalisme alias coret-coret di trem listrik Jakarta marak usai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Satu di antaranya adalah tulisan "Van Mook what are you doing" yang menjadi tulisan ejekan kepada Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di bawah pimpinan Jenderal Van Mook yang getol kembali menjajah Indonesia. Upaya kembali menjajah Indonesia dilakukan tentara Belanda Netherlands Civil Administration (NICA) dengan membonceng tentara sekutu pimpinan Inggris.
Kedatangan NICA dan Inggris ke Tanah Air sejatinya untuk melucuti tentara Jepang dan melindungi para tawanan perang sekutu (Allied Prisoners of War) pada 16 September 1945. Jakarta yang saat itu dalam kekuasaan Pemerintah RI, mendadak bergelora dilanda semangat revolusi saat tentara NICA dan Inggris tiba.
Bambu runcing dan senjata rampasan perang disiapkan seluruh rakyat yang siap mempertahankan kemerdekaan. Perang saat itu tak bisa dihindari, meski para pemuda mulai merebut dan menduduki gedung-gedung serta perusahaan penting.
"Merdeka," teriak rakyat yang disahkan menjadi salam nasional resmi pada 1 September 1945. Pada masa revolusi fisik itu teriakan "Merdeka Bung" sangat populer ketika bertemu kawan.
Para pemimpin bangsa sibuk melengkapi RI yang baru saja diproklamirkan. Sementara semangat kemerdekaan membawa para pemuda sibuk membuat gerakan mempertahankan kemerdekaan lewat aksi vandalisme di trem-trem kota, bus, gerbong kereta, pagar, hingga tembok.
Gedung Juang 45 di Jalan Menteng Raya No 31, Jakarta Pusat menjadi titik kumpul para pemuda pasca-Proklamasi. Para pemuda bertekad siap diberangkatkan ke sejumlah wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi untuk menyebarkan kabar proklamasi kemerdekaan. Maklum ketika proklamasi 17 Agustus 1945, akibat hubungan komunikasi yang masih sangat sederhana belum banyak diketahui di daerah-daerah. Berkat jasa para pemuda ini, akhirnya Indonesia telah merdeka hanya dalam selang waktu dekat telah diketahui di seluruh Tanah Air.