Rabu 19 Aug 2020 11:19 WIB

Virus Corona dapat Ditemukan pada Tinja dan Urine

Menggunakan masker selama dalam toilet sangat penting cegah virus corona.

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Virus corona dapat ditemukan dalam urin atau tinja seseorang, dan pembilasan urin dapat mendorong penyebaran bakteri dan virus. Pastikan tetap menggunakan masker saat berada di toilet umum.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Virus corona dapat ditemukan dalam urin atau tinja seseorang, dan pembilasan urin dapat mendorong penyebaran bakteri dan virus. Pastikan tetap menggunakan masker saat berada di toilet umum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian dari Tokyo dan China menyebutkan virus corona dapat ditemukan pada tinja dan urine. Bukan hanya itu, temuan baru menyebutkan penyiraman toilet dapat melepaskan partikel virus corona yang terhirup ke udara.

"Virus corona dapat ditemukan dalam urin atau tinja seseorang, dan pembilasan urin dapat mendorong penyebaran bakteri dan virus," kata peneliti Xiangdong Liu dilansir dari Istuff, Rabu (19/8).

Baca Juga

"Memakai masker harus menjadi kewajiban di dalam toilet umum selama pandemi, dan perbaikan anti-difusi sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujarnya.

Liu dan peneliti lain dari Universitas Yangzhou di China melakukan simulasi pembilasan urinoir menggunakan model komputer. Peneliti memperkirakan hanya dalam lima detik setelah pembilasan, partikel virus dapat mencapai ketinggian lebih dari dua kaki dari permukaan tanah.

"Kekhawatiran lain, apakah ada yang tersisa dari orang yang berada di sana sebelumnya? Aerosolisasi dari pengguna sebelumnya yang berpotensi dapat dihirup?" kata profesor virologi di Universitas Arizona, Charles Gerba.

Beberapa peneliti lain menyebutkan juga perihal pembilasan toilet. Melalui model komputer lain, para peneliti menemukan bahwa ribuan partikel dapat keluar dari toilet dalam waktu 70 detik setelah dibilas, dan beberapa dapat mencapai lebih tinggi dari satu kaki di atas toilet dalam waktu lebih cepat.

"Masuk akal untuk mengasumsikan bahwa aliran udara berkecepatan tinggi akan mengeluarkan partikel aerosol dari mangkuk ke daerah yang tinggi di udara di atas toilet, memungkinkan virus menyebar di dalam ruangan yang menyebabkan risiko bagi kesehatan manusia," kata para peneliti saat itu.

Menurut Profesor Patologi dan Mikrobiologi di Pusat Medis Universitas Nebraska, Joshua Santarpia, yang tidak dipikirkan sebelumnya adalah masalah urine. Apakah SARS-CoV-2 ditemukan pada urine. "Banyak orang tidak menyadari bahwa toilet dan urinal dapat melepaskan partikel ke udara, apalagi materi genetik dari SARS-CoV-2, dapat ditemukan di dalam urin pasien dan bangku (toilet duduk)," kata Gerba.

Misalnya saja, penyakit cacar, virus zika juga ditemukan di dalam urine. Yang mengejutkan, virus pernapasan seperti corona juga bisa keluar lewat urine.

"Apakah ada cukup virus dalam urin untuk dikhawatirkan? Apakah cukup aerosol? Itu pertanyaan yang perlu kita cermati," katanya

Para peneliti di Universitas Yangzhou berpendapat bahwa penularan di toilet umum telah terjadi. Mereka mengutip laporan berita lokal tentang pasangan, yang bekerja di pasar makanan di Beijing, tertular virus di kamar kecil terdekat.

Pakar kesehatan percaya virus dapat menular melalui tetesan pernapasan ketika seseorang batuk atau bersin. Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa penularan aerosol jarak pendek juga mungkin saja terjadi.

Misalnya saja dua rumah sakit di Wuhan yang mendeteksi bangsal isolasi, ruangan pasien berventilasi rendah, dan di area toilet yang digunakan pasien, virus lebih banyak berkonsentrasi di area toilet. Para peneliti merekomendasikan agar ventilasi ruangan, ruang terbuka, sanitasi pakaian pelindung, dan penggunaan yang tepat serta desinfeksi area toilet dapat secara efektif membatasi konsentrasi SARS-CoV-2 RNA dalam aerosol.

"Saya pikir ada banyak strategi dan intervensi yang bisa dikembangkan jika ternyata ada risiko yang signifikan,” kata Gerba

Saat ini, langkah terbaik berikutnya adalah menguji model komputer para peneliti untuk melihat apakah pembilasan urinoir benar-benar menendang partikel virus ke udara. "Seseorang harus benar-benar memvalidasi sebagian dari ini secara eksperimental. Ini adalah model, dan ada banyak asumsi," kata Santarpia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement