REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- KKN PPM Universitas Islam Indonesia (UII) menghibahkan dua alat destilasi minyak atsiri ke Desa Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Penyerahan ini disaksikan langsung masyarakat Desa Loano.
Alat yang diserahkan terdiri dari satu unit alat destilasi stainless steel 3in1 kapasitas 20 kilogram dan satu alat destilasi stainless steel air-uap kapasitas 10 kilogram. Kedua alat itu memiliki keunggulan masing-masing.
Pertama ada sensor panas dan tekanan, sehingga temperatur dan tekanan ketel dapat diatur sesuai yang diinginkan. Keunggulan lain, dapat digunakan untuk tiga proses yaitu destilasi air, destilasi air uap, dan destilasi uap.
Komponen alat destilasi 3in1 sendiri terdiri dari boiler sebagai penghasil uap panas, ketel bahan baku, pendingin stainless steel, dan kompor pemanas. Bahan stainless steel membuat alat-alat ini jelas jauh lebih awet.
"Alat destilasi ini terbuat dari bahan stainless steel, sehingga tidak mudah berkarat, tahan lama dan tahan tekanan tinggi," kata Ketua Rombongan KKN PPM UII, Dr. Noor Fitri, Kamis (20/8).
Selain menyerahkan alat destilasi minyak atsiri, KKN PPM UII juga melakukan pelatihan daring produksi souvenir berbasis atsiri. Serta, hibahkan ratusan produk berbasis minyak atsiri kepada masyarakat Desa Loano.
Produk yang diberi meliputi hand sanitizer, sabun cuci tangan, sabun cuci, lilin aromaterapi, diffuser minyak atsiri dan wedang uwuh. Produk yang dikembangkan disesuaikan kebutuhan masyarakat selama pandemi Covid-19.
Desa Loano sendiri dinilai potensial mengembangkan produk berbasis atsiri sangat besar dan luas. Pasalnya, ada bahan baku atsiri di Desa Loano yang melimpah dan posisinya strategis di jalur Candi Borobudur dan Bandara NYIA.
"Pada masa mendatang, produk berbasis atsiri lain dapat juga dikembangkan di Desa Loano untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Loano," ujar Noor.