REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi meluncurkan program Kewirausahaan Mahasiswa Vokasi 2020. Mahasiswa yang mengajukan proposal kewirausahaan akan diberi bantuan dana setelah sebelumnya dilakukan seleksi.
Mahasiswa atau kelompok yang telah mengajukan proposal dan terpilih dalam program ini akan mendapatkan modal berkisar Rp 10 juta hingga Rp 40 juta per kelompok. "Kemendikbud mendorong mahasiswa untuk menjadi bangsa yang mandiri dengan memberikan peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menyelesaikan masa studinya," kata Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Benu Bandanadjaja, dalam keterangannya, Jumat (21/8).
Beny berharap, pemberian bantuan ini dapat meningkatkan jumlah mahasiswa vokasi yang melaksanakan kegiatan wirausaha. Diharapkan juga muncul profil usaha dari mahasiswa vokasi yang menyediakan produk-produk yang siap dipasarkan.
Sasaran program ini adalah mahasiswa politeknik negeri atau perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi. Mereka telah terdaftar pada program pendidikan vokasi dan tercantum pada pangkalan data pendidikan tinggi.
Jumlah mahasiswa yang difasilitasi adalah 900 mahasiswa atau 180 kelompok. Kelompok tersebut diharapkan sudah memiliki bekal kegiatan wirausaha yang sudah dirintis sebelumnya.
Beny menjelaskan, kegiatan wirausaha di politeknik sebenarnya bukan hal baru. Namun, saat ini Kementerian memberikan bantuan yang diharapkan bisa mendorong lebih banyak wirausaha dari mahasiswa.
"Tanpa pandemi pun kita itu mendorong kewirausahaan. Apalagi dengan adanya pandemi, ini suatu momen. Meningkatkan UMKM melalui kewirausahaan mahasiswa," kata dia.
Proses awalnya yakni pengiriman proposal yang diberi waktu selama dua pekan. Setelah itu, tim penyeleksi akan memilih proposal mana saja yang berhak mendapatkan bantuan dan akan dilakukan sosialisasi lebih lanjut.
"Dua minggu kita seleksi, kemudian kita umumkan pemenang, pemenang ini yang kemudian kita bikin dalam bentuk seperti kontrak begitu. Kita kasih sebagian dulu biasanya, kemudian mereka melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan programnya," kata Beny.
Mahasiswa pun tidak akan bergerak sendirian, karena dipersyaratkan harus dibimbing oleh dosen. Dengan demikian, mahasiswa bisa menjalankan kegiatannya dengan bimbingan dosen yang sudah berpengalaman.