REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- General Motors (GM) sedang menghadapi momen yang menantang di China. Mengingat, pangsa pasar pabrikan Amerika itu terus mengalami penurunan di negara tirai bambu tersebut.
Dilansir dari Electrive pada Ahad (23/8), hal itu pun mendorong GM untuk melakukan perubahan strategi bisnis. Lewat perubahan itu, GM pun berkomitmen untuk lebih fokus dalam pasar mobil listrik.
Selain soal electric vehicle (EV), GM juga ingin fokus untuk mengembangkan penerapan kendaraan otonom. Untuk mewujudkan itu, GM juga telah siap untuk menggelontorkan dana investasi besar-besaran pada 2025.
Total, investasi yang disiapkan adalah sebesar 20 miliar dolar AS. Selain untuk melakukan pengembangan teknologi, investasi itu juga digunakan untuk proses produksi EV dan kendaraan otonom di Cina.
Dengan investasi itu, GM pun mematok target yang tak main-main. Ditargetkan, dalam lima tahun kedepan, 40 persen kendaraan yang diluncurkan di Cina adalah produk EV.
Untuk menunjang hal itu, GM juga telah menyiapkan sejumlah strategi kunci baik dari sisi baterai maupun platform. Untuk baterai, GM mempersiapkan baterai 50 hingga 200 kWh dengan daya jelajah hingga 644 kilometer.
Untuk platform, GM juga mempersiapkan e-platform yang lebih fleksibel dan efisien. Dengan platform itu, maka GM dapat lebih leluasa untuk menggunakanya dalam mobil penggerak roda depan, roda belakang maupun all wheel drive.
Agar dapat menjaring seluruh segmen, pun akan mengoptimalkan sejumlah brand yang dinaungi mulai dari Cadillac, Wuling dan lain-lain. Dengan sejumlah jenama itu, maka GM dapat merangkul pasar yang luas mulai dari EV murah hingga EV berteknologi tinggi.