Selasa 25 Aug 2020 11:10 WIB

Satelit India Deteksi Sinar UV Ekstrem di Galaksi Nun Jauh

Temuan sinar UV bisa menjadi petunjuk kapan pertama ada cahaya di alam semesta.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Alam semesta (ilustrasi).
Foto: www.kaheel7.com
Alam semesta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Satelit India bekerja sama AstroSat mendeteksi sinar UV ekstrem dari sebuah galaksi yang disebut dengan nama AUDF01. Galaksi ini berlokasi 9,3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Dalam rilis dari Pusat Antar Universitas untuk Astronomi dan Astrofisika yang berbasis di Pune, India, disebutkan bahwa kerja sama global yang dipimpin oleh ilmuwan Astronomi dan Astrofisika (IUCAA) telah mencapai terobosan besar. Penemuan dibuat oleh tim astronot internasional yang dipimpin oleh Kanak Saha, profesor astronomi yang diterbitkan pada 24 Agustus lalu.

Baca Juga

“Satelit multi-wavelength India yang memiliki lima teleskop sinar-X dan ultraviolet unik yang bekerja bersama-sama, AstroSat, telah mendeteksi sinar UV ekstrim dari sebuah galaksi, yang disebut AUDFs01, 9,3 miliar tahun cahaya dari Bumi," ujar pernyataan dalam rilis Pusat Antar Universitas untuk Astronomi dan Astrofisika, dilansir NDTV, Selasa (25/8).

Tim terdiri dari ilmuwan dari India, Prancis, Swiss, Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Belanda. Saha dan timnya mengamati galaksi, yang terletak di medan Hubble Extreme Deep, melalui AstroSat. Pengamatan ini berlangsung selama lebih dari 28 jam pada Oktober 2016.

Namun, dibutuhkan waktu hingga hampir dua tahun sejak itu untuk menganalisis data dengan cermat guna memastikan bahwa emisi berasal dari galaksi. Dalam pernyataan lebih lanjut, Saha mengatakan karena radiasi UV diserap oleh atmosfer bumi, itu harus diamati dari luar angkasa.

Sebelumnya, Teleskop Luar Angkasa Hubble (HST) NASA, yang secara signifikan lebih besar dari UVIT atau teleskop pencitraan UV, tidak mendeteksi emisi UV apa pun dengan energi yang lebih besar dari 13,6 eV. Hal itu karena galaksi ini terlalu redup.

AstroSat / UVIT mampu mencapai prestasi unik ini karena kebisingan latar belakang di UVIT detector jauh lebih sedikit daripada yang ada di HST. Saha mengatakan tim peneliti mengetahui bahwa itu akan menjadi tugas berat untuk meyakinkan komunitas internasional bahwa UVIT telah mencatat emisi UV ekstrim dari galaksi ini.

Somak Raychaudhury, Direktur IUCAA  mengatakan ini adalah petunjuk yang sangat penting tentang bagaimana zaman kegelapan alam semesta berakhir. Termasuk mengenai kapan pertama kali adanya cahaya di alam semesta.

“Kita perlu tahu kapan ini dimulai, tetapi sangat sulit untuk menemukannya. sumber cahaya paling awal. Saya sangat bangga bahwa kolega saya telah membuat penemuan yang begitu penting,” jelas Raychaudhury.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement