Rabu 26 Aug 2020 00:42 WIB

Hasil Riset Harus Jawab Kebutuhan Masyarakat

Kekayaan hayati bukan semata jadi obat tradisional, tetapi bisa jadi obat resep.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mendorong Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjaga kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. Kekayaan hayati ini bukan semata menjadi obat tradisional saja, tetapi bisa menjadi obat resep. 

"Jadikan keanekaragaman hayati Indonesia mampu menjawab kebutuhan masyarakat," kata Bambang, dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 LIPI di Kebun Raya Bogor, Bogor, dipantau melalui Youtube, di Jakarta, Selasa (25/8).

Baca Juga

Menurut Bambang, keanekaragaman hayati Indonesia adalah aset yang belum ditransformasi ke kekayaan sesungguhnya. Ia mengatakan, kekayaan hayati Indonesia sangat banyak dan bisa dikembangkan menjadi sumber obat-obatan. 

Pesan lain yang disampaikan Bambang, yakni LIPI agar terus menjaga marwah riset dasar. Menurut Bambang, kemajuan iptek berasal dari kemampuan pengembangan riset dasar yang potensial dilanjutkan ke tahap pengembangan. 

"Tidak harus LIPI dan peneliti yang sama, bisa diserahkan ke instansi lain," jelasnya.

Selanjutnya, Bambang meminta agar LIPI dan lembaga penelitian lain berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Dalam kontribusi tersebut, Bambang juga menilai bahwa untuk menyelesaikan masalah saat ini tidak ada lagi hasil kerja yang basisnya individu.

"Kompleksitas permasalahan membuat individualisme akan sulit mengejar kemajuan. Kolaborasi dan sinergi harus jadi keharusan dalam kegiatan penelitian," ujar Bambang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement