REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat turut memberi pengaruh yang besar dalam hal kebiasaan mengemil. Hasil survei State of Snacking 2019 dari Mondelez International mengungkap bahwa 85 persen orang tua di Indonesia menurunkan kebiasaan mengemilnya pada anak.
Terlebih lagi, saat pandemi ini membuat banyak orang memilih mengemil bersama keluarga untuk mengisi waktu atau mengurangi rasa bosan di rumah. Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia menjelaskan, Mondelez Indonesia percaya kebiasaan #NgemilBijak dapat diterapkan oleh keluarga Indonesia berkat peranan orang tua, utamanya sang ibu.
“Kebiasaan #NgemilBijak untuk seluruh anggota keluarga dapat dimulai dari para orang tua, sehingga seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan manfaat camilan secara lebih seimbang, baik untuk tubuh dan juga pikiran,” jelas Khrisma dalam acara webinar Ngemil Bijak yang disimak di Jakarta, Sabtu (22/8) lalu.
Kebiasaan mengemil lebih bijak dapat dilakukan dengan mengenali isyarat tubuh yang membuat ingin mengudap, misalnya, apakah karena lapar ataukah untuk mengembalikan mood. Kemudian, pilih camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memerhatikan porsi camilan dan waktu ketika mengemil.
Selain itu, coba maksimalkan semua indra selama ngemil sehingga dapat mengenali isyarat tubuh. Termasuk kapan harus berhenti mengemil.
"Oleh karenanya, sebaiknya ngemil tidak dilakukan sembari berkegiatan lain," kata Khrisma.
Alfa Kurnia selaku perwakilan dari komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis mengungkapkan, memilih asupan keluarga adalah tugas penting untuk seorang ibu. Selain mengenyangkan dan enak, tentu makanan yang dikonsumsi keluarga harus bernutrisi, termasuk camilan.
"Sebisa mungkin ngemil harus bijak. Baik dari segi jumlah camilan yang bisa dikonsumsi maupun jenis camilannya,” tutur Alfa.