REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar baik bagi pencinta pasta. Studi terkini mengungkap bahwa anak-anak dan orang dewasa yang rutin mengonsumsi pasta memiliki kualitas kesehatan dan asupan nutrisi yang lebih baik daripada orang dewasa dan anak-anak yang tidak gemar makan pasta.
Studi meneliti hubungan antara konsumsi pasta dengan kekurangan asupan nutrisi, seperti yang didefinisikan pedoman diet Amerika Serikat 2015. Kualitas diet pemakan pasta dan nonpasta dalam populasi AS dikomparasi, dengan peserta anak berusia 2-18 tahun dan orang dewasa di atas 19 tahun.
Pasta yang dimaksud adalah jenis pasta atau mie domestik maupun impor, yang semuanya kering dan dibuat hanya dengan gandum serta tanpa telur. Dari analisis tersebut, para peneliti mengidentifikasi sejumlah pola diet nutrisi positif utama yang terkait dengan mereka yang makan pasta.
Analisis tersebut menggarisbawahi pentingnya nutrisi biji-bijian seperti pasta yang konsisten dengan diet sehat. "Pasta adalah makanan yang nyaman, bergizi, dan mudah disiapkan untuk generasi tua dan muda, makanan yang cocok bahkan bagi mereka yang pemilih," tutur penulis studi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Nutrition tersebut menyoroti bahwa konsumsi pasta pada perempuan dewasa dikaitkan dengan penurunan lingkar pinggang, berat badan, dan indeks massa tubuh (BMI). Dengan kata lain, perempuan dewasa pemakan pasta cenderung bisa mengendalikan bobot ideal.
Dalam evaluasi parameter berat badan itu, peneliti tidak mendapati hubungan khusus pada peserta studi pria dewasa dan anak-anak. Menurut Direktur Komunikasi Nutrisi Asosiasi Pasta Nasional AS, Diane Welland, pasta dapat menjadi 'bahan bangunan' efektif untuk nutrisi yang baik sepanjang siklus hidup.
Pasalnya, pasta bisa berfungsi sebagai sistem pengantar sempurna untuk buah-buahan, sayuran, daging, ikan, dan kacang-kacangan. "Pikirkan pasta sebagai kanvas tempat menambahkan hampir semua makanan padat nutrisi dan kaya serat," ujar Welland, dikutip dari laman Khaleej Times, Sabtu (29/8).