Sabtu 29 Aug 2020 09:09 WIB

Siapa Bilang Orang Ketiga tidak Dicinta

Jika ada satu-satunya hati, mengapa mesti kau pergi.

Orang Ketiga (ilustrasi).
Foto: THe Washington Post
Orang Ketiga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

Gulita malam hadir menggelinjang

Tumpah ruah rasa berkelindan

Terpekur raga di atas sajadah panjang

Basah ujungnya tersebab mutiara berlinangan

Rupa-rupa indah bergelayut di pandangan

Tawa-tawa ria bergelut di angan ke sekian

Lincah-lincah bocah berlarian

Rianga padu-padan tanpa keresahan

Jika rindu bergelantung dalam ruang kalbu

Membayang wajah rupawan menawan

Gelora membuncah basahkan angan membiru

Tiada mampu terhindar dari dekap kisah terbuaikan

Ah,

Selama ini kuterlena hasrat berkesudahan

Yang seharusnya tak kupinta

Bersambut gayung berjawab kata

Tak kira jika benar-benar dilakukan

Jika ada satu-satunya hati

Mengapa mesti kau pergi

Buang kami seolah tiada arti

Luka sayat pun tiada lagi jadi peduli

Sakit

Bersimpuh saja sudah terlambat

Mohon maaf tak bisa dibuat

Tatkala dia adalah prioritas utama

Ya, dia yang ketiga, yang kau cinta

Kugiring langkah-langkah menjauh

Kuusap ubun-ubun kecil berkeluh

Tatkala suhu badannya kian mebubuh

Satu kata selalu, nan menyentuh

"Ayah"

Sementara,

Egoisme menyelinap kalahkan ananda

Sukma merana tak hirau jua

Tawa ceria bersama yang kau cinta

Dan,

Akupun hanya mampu berkata

"Siapa bilang orang ketiga tidak dicinta"

-- Ngawi, 6 Juli 2020

PENGIRIM: Sunarti, Praktisi Kesehatan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement