Ahad 30 Aug 2020 01:31 WIB

Satelit NASA akan Jatuh ke Bumi

Satelit diluncurkan 56 tahun lalu diprediksi akan jatih di Samudra Pasifik.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Satelit - ilustrasi
Foto: Spacenews.com
Satelit - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Sebuah satelit yang diluncurkan NASA atau Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) pada 56 tahun lalu akan jatuh ke bumi. Satelit ini mempelajari magnetosfer Bumi.

Pada Sabtu (29/8), satelit diatur untuk melakukan kepulangan yang berapi-api pada hari Sabtu ketika Orbiting Geophysics Observatory 1 (OGO-1) memasuki kembali atmosfer planet ini. OGO-1 beroperasi hanya beberapa tahun setelah diluncurkan pada 1964 hingga misinya secara resmi dihentikan pada tahun 1971. Kemudian menghabiskan hampir setengah abad berulang kali mengelilingi planet kita pada orbitnya yang sangat elips.

Baca Juga

“Sementara OGO-1 adalah pesawat ruang angkasa pertama yang diluncurkan dalam seri OGO, itu akan menjadi yang terakhir untuk kembali ke rumah karena lima pesawat ruang angkasa lainnya telah membusuk dari orbit dan dengan aman masuk kembali ke atmosfer bumi, mendarat di berbagai bagian lautan planet,” ujar NASA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Forbes, Sabtu (29/8).

Saat ini, tampaknya gravitasi Bumi akhirnya mengejar OGO-1. Eksperimen sains kuno yang berubah menjadi sampah di ruang angkasa diharapkan mulai masuk kembali ke Bumi selama satu atau dua menit pada Sabtu (29/8) pukul 20:43. atau 16.43 ET.

Bill Grey, yang membuat paket perangkat lunak yang digunakan para astronom untuk melacak asteroid dan komet di dekatnya mengatakan bahwa data terbaru menunjukkan satelit lama dapat masuk kembali hampir tepat di atas Tahiti di Pasifik. Ia menyarankan pengamat langit di French Polynesia untuk menyiapkan kamera, menangkap fenomena itu.

Kemungkinan kecil OGO-1 akan muncul ke permukaan. Beratnya adalah sekitar 500 kg (1.102 pon) atau sekitar 40 kali lebih kecil dari roket China seberat 20 ton yang membuat kegemparan ketika masuk kembali secara tidak terkendali ke Bumi pada Maret lalu.

“Pesawat ruang angkasa akan pecah di atmosfer dan tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi atau siapapun di dalamnya. Ini adalah peristiwa operasional yang normal untuk akhir tugaspesawat ruang angkasa,” jelas NASA.

Meskipun normal bagi satelit untuk menemui ujungnya dengan cara ini, namun pengamat langit terhubung kembali dengan OGO-1 tidak biasa. Ketika pertama kali ditemukan oleh para astronom, ia salah mengira satelit sebagai asteroid dekat Bumi.

Pada tanggal 25 Agustus, Catalina Sky Survey Universitas Arizona, yang didanai melalui program pertahanan planet NASA, mengamati apa yang tampak seperti benda kecil pada jalur tabrakan dengan Bumi. Sejumlah pengamatan lanjutan dilakukan, di mana objek tersebut kemudian diidentifikasi sebagai OGO-1.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement