Ahad 30 Aug 2020 04:00 WIB

Asap Karhutla Tingkatkan Risiko Pasien Covid-19

Asap karhutla meningkatkan indeks NO2 bagi pasien covid-19.

Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)
Foto: BNPB
Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meningkatkan indeks nitrogen dioksida (NO2) yang lebih berbahaya bagi pasien COVID-19 yang mengidap tuberkulosis. Pandu mengatakan karhutla berdampak pada kesehatan masyarakat, menyebabkan peningkatan kejadian penyakit paru atau tuberkulosis.

Efek jangka pendek dari eksposur polusi udara akibat karhutla seperti di Pekanbaru, Riau, menurut dia, meningkatkan risiko tuberkulosis. Hal itu karena peningkatan indeks NO2 yang lebih berisiko dari partikel berukuran lebih kecil dari 10 mikron (PM10) dan Sulfur dioksida (SO2).

Baca Juga

Maka masyarakat di daerah yang rawan terjadi karhutla di masa pandemi COVID-19, ia mengatakan bisa jauh lebih banyak mengalami gangguan fungsi paru dan bisa menaikkan angka kematian.

Pandu mengatakan pandemi yang sedang berlangsung kemungkinan tidak hanya terjadi sekarang tetapi bisa sampai 2022, artinya risiko terinfeksi dan kemungkinan peningkatan mortalitas masih banyak, terlebih jika ditambah karhutla.

"Jadi harus dicegah. Karhutla tidak boleh terjadi dan penularan juga harus ditiadakan," ujar dia, dalam diskusi Editor Meeting The Society for Indonesian Enviromental Journalists (SIEJ) yang membahas Ancaman Karhutla di Masa Pandemi COVID-19 di Jakarta, Sabtu, (29/8).

Pandu mengatakan masyarakat tidak akan bisa kembali ke situasi Indonesia seperti sebelum pandemi. Menurut dia, hidup di masa pandemi menjadi lebih berisiko, namun sayangnya kampanye penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak minimal satu meter (3M) tidak kuat. Padahal obat bukan solusi bagi mereka yang sehat, karena obat diperuntukkan bagi yang sakit.

Dia lebih menyarankan masyarakat yang harus sadar untuk selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain. Penggunaan masker menjadi cara paling murah namun efektif menurunkan risiko penularan COVID-19 di masyarakat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement