REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Istilah game streamer kini mulai semakin dikenal di kalangan para pecinta esports. Profesi sederhana. Cukup bermain game dengan disiarkan live melalui platform media sosial, pundi-pundi rupiah pun dihasilkan.
Tentunya, skill gaming harus sudah sangat tinggi, plus, kemampuan komunikasi dua arah yang baik dengan para penonton atau netizen.
Ihsan Besari Kusudana contohnya. Ia menekuni bidang game streamer sekaligus jadi selebgram. Ia memulai karier esports-nya sebagai atlet di salah satu tim esport terkemuka saat ini, Evos.
“Hal tersulit ketika menjadi seorang profesional player adalah bersaing dengan player lain dan dibutuhkan konsistensi yang sangat tinggi," kata Ihsan di Jakarta, Sabtu (29/8).
Pada pertengahan tahun 2019, Ihsan memutuskan untuk bergabung bersama dengan Evos Esport yang saat itu posisi tim mobile legendsnya sangat terpuruk dengan rekor posisi 7 atau 8 di MPL S3. "Awal aku di Evos mendapat 1st IENC dan mendapatkan slot untuk mengikuti Pelatnas SEA Games, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan karier bersama Evos," tutur Ihsan.
Ihsan bersama timnya berhasil memecahkan "kutukan" runner-up Evos di ML, dan menjadi juara, sehingga penggemar Evos senang, dan timnya mendapat sebutan 'World'.
“Dengan latihan keras dan konsisten yang tinggi Evos ML berhasil meraih kejuaraan lainnya yaitu 1st Place MPL S4. Tak lama kemudian ada lagi kejuaraan tingkat dunia atau dikenal dengan M1 dan tim kami berhasil meraih 1st Place di M1 World Championship," ungkap dia.
Sejak beristirahat dari profesi atlet esports, selama satu musim dan tidak mengikuti MPL S6, Ihsan beralih menjadi streamer. Ia juga sempat melanjutkan pendidikannya, tapi itu tak lama. Ia kembali menjadi game streamer karena bagi Ihsan, dunia pro scene sulit ditinggalkan.
"Sekarang aku fokus membuat youtubeku sendiri namanya Ihsan Luminaire dan live stream di platform NIMO TV. Tetapi dunia pro scene tidak mungkin dapat aku tinggalkan karena berkompetitif di dunia pro scene sudah melekat dalam jiwa aku," ujar Ihsan.