Senin 31 Aug 2020 09:35 WIB

Amankah Menginap di Hotel Kapsul Saat Pandemi?

Hotel kapsul menjadi alternatif tempat menginap wisatawan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Hotel kapsul Bobobox. Wisatawan lokal sudah mulai meramaikan tempat wisata, Bobobox pun membuka dua cabang baru, yakni di Malioboro, Yogyakarta dan Juanda, Jakarta.
Foto: Bobobox
Hotel kapsul Bobobox. Wisatawan lokal sudah mulai meramaikan tempat wisata, Bobobox pun membuka dua cabang baru, yakni di Malioboro, Yogyakarta dan Juanda, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah mengubah cara orang berwisata. Kebersihan hotel dari virus corona tipe baru, SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab Covid-19 pun mejadi faktor utama yang menjadi pertimbangan ketika akan menginap.

CEO Bobobox Indra Gunawan menyebut, kondisi krisis turut memicu perkembangan inovasi layanan bagi keamanan dan kenyamanan pelanggan. Pihaknya memanfaatkan pengembangan teknologi guna menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga

"Salah satu inisiatif untuk kontribusi, yaitu melalui teknologi ekstra, seperti saat check in dan check out lalu ada fitur pesan makanan langsung ke dapur juga sehingga semua tamu dapat berisitrahat dengan nyaman," ujarnya.

Indra memantau, masyarakat sudah banyak yang jenuh dengan masa karantina. Itu terlihat dari pasar travel domestik yang pulih lebih cepat.

Bobobox pun meresmikan dua properti hotel kapsul baru yang didukung teknologi Internet of Things (IoT) ini di area Malioboro, Yogyakarta dan Juanda, Jakarta Pusat. Area ini dianggap wilayah dengan pemulihan ekonomi relatif cepat.

photo
Hotel kapsul Bobobox menyebut, langkah sterilisasi lebih mudah dilakukan di hotel kecil daripada hotel besar. - (Bobobox)

President Bobobox Antonius Bong mengatakan, di masa transisi kenormalan baru, okupansi menunjukkan pertumbuhan cepat. Data Bobobox menunjukkan konsistensi di level 80 persen.

"Kami optimis tingkat hunian ini dapat beranjak menjadi 90 persen dalam waktu tidak lama lagi,” kata Antonius.

Dasar dari peningkatan yang cukup cepat ini diyakini karena empat faktor krusial, yakni harga yang terjangkau, produk yang memberi rasa aman, perkembangan geliat ekonomi, dan lokasi terpilih yang sangat premium. Antonius menyebut, masyarakat membutuhkan tempat beristirahat yang berkualitas, baik di kawasan perkantoran maupun pariwisata.

Antonius mengatakan, Bobobox tidak hanya memiliki visi untuk menjadi sebuah hotel, melainkan tempat istirahat nyaman bagi semua kalangan. Ikut menerapkan teknologi di MRT, Bobobox bisa dengan mudah diakses kaum urban yang membutuhkan tempat beristirahat.

Sejak awal, konsumen yang pertama kali tertarik dengan layanan Bobobox adalah kalangan milenial, rentang usia 17 sampai 25 tahun. Seiring berjalannya waktu, pelanggan dengan usia lebih tua juga semakin banyak yang memilih hotel kapsul ala Bobobox.

Antonius mengatakan, hotel kapsul tetap akan menjadi tren setidaknya hingga tiga tahun ke depan. Ia menyebut, sterilisasi seperti yang dibutuhkan di masa pandemi juga relatif mudah dilakukan di hotel kapsul dibanding hotel dengan ukuran lebih besar.

Sementara itu, sistem penyaringan udara yang tidak terpusat membuat hotel kapsul dianggap lebih aman daripada hotel dengan sistem AC yang terpusat. Harga yang dibanderol untuk menginap di hotel kapsul Bobobox cukup bervariasi, mulai dari Rp 130 ribu sampai Rp 170 ribu untuk single bed dan Rp 190 sampai Rp 250 ribu untuk double bed.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement