Saturday, 28 Jumadil Awwal 1446 / 30 November 2024

Saturday, 28 Jumadil Awwal 1446 / 30 November 2024

Gus Jazil Gelar Sosialisasi 4 Pilar ke Pesantren Al Khadijah

Jumat 04 Sep 2020 10:18 WIB

Red: Ichsan Emrald Alamsyah

Kunjungan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (3/9) salah satunya adalah bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Khadijah. Jazilul Fawaid hadir di pesantren yang dipimpin oleh KH. Muhammad Deni Ramdani itu didampingi oleh anggota MPR Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa.

Kunjungan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (3/9) salah satunya adalah bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Khadijah. Jazilul Fawaid hadir di pesantren yang dipimpin oleh KH. Muhammad Deni Ramdani itu didampingi oleh anggota MPR Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa.

Foto: Humas MPR
Di pesantren Gus Jazil ungkap Pancasila adala ijtihad pendiri bangsa

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kunjungan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid ke Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (3/9) salah satunya adalah bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Khadijah. Jazilul Fawaid hadir di pesantren yang dipimpin oleh KH. Muhammad Deni Ramdani itu didampingi oleh anggota MPR Fraksi PKB, Neng Eem Marhamah Zulfa.

Kehadiran Jazilul Fawaid ke pesantren untuk melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut 4 Pilar MPR. “Saya merasa berbahagia bisa bersilaturahmi ke pesantren ini,” ujarnya. “Nurul Hidayah berarti pancaran cahaya. Pancaran cahaya agar kita bisa menjadi baik,” tambahnya.

Sebagai pria yang pernah mengenyam pendidikan pesantren, berada di antara santri dan kiai merupakan hal yang biasa baginya. “Di pesantren serasa di rumah sendiri,” ungkapnya.

Sebagai alumni pesantren, Jazilul Fawaid mengatakan saat ini dirinya diberi amanah untuk menjadi Wakil Ketua MPR. Dikatakan salah satu tugas MPR adalah melakukan Sosialisasi 4 Pilar.

Dijelaskan terbentuknya suatu negara adalah produk kesepakatan politik. “Para pendiri bangsa bersepakat untuk ber-Indonesia,” tutur pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu. Dalam kesekapatan ada Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Inilah kesepakatan yang harus dijaga,” tuturnya.

Disampaikan kepada ratusan masyarakat dan santri yang ikut dalam acara, ketika menyusun Pancasila, hal demikian tidak mudah. Ada perdebatan yang panjang dan serius. “Merumuskan Pancasila tidak mudah dan gampang,” ungkapnya.

Dari proses yang ada, tokoh-tokoh ummat Islam rela menghapus 7 kata dari Piagam Jakarta. “Pancasila merupakan hasil ijtihad dari para pendiri bangsa yang di antara mereka ada tokoh ummat Islam,” tuturnya.

Jadi tidak ada alasan ummat Islam menolak Pancasila. Justru seharusnya ummat Islam menjaga warisan dari para tokoh ummat Islam. Dari sinilah membuat Jazilul Fawaid mengajak kepada semua untuk menjaga kesepakatan-kesepakatan dari para pendiri bangsa.

Alumni PMII itu menyebut dalam setiap kepemimpinan ada momentum untuk melakukan perubahan. Untuk itu dalam Pilkada yang akan datang, Jazilul Fawaid mendorong agar masyarakat menjadi pemilih yang cerdas. “Kita harus cerdas dalam memilih,” paparnya. Ketika mencoblos yang membutuhkan waktu 1 menit namun dampaknya bisa sampai lima tahun.

Selama dua hari di Cianjur, Jazilul Fawaid mengatakan kabupaten ini perlu peningkatan sumber daya manusia, artinya fasilitas dan akses pada sekolah masih sangat perlu ditingkatkan. Sumber daya manusia yang ada belum maksimal maka kreatifitas dan potensi yang ada belum tergarap sepenuhnya.

“Potensi yang ada di sini belum maksimal karena sumber daya manusianya,” ungkapnya.

Padahal potensi kabupaten ini sangat melimpah. Dalam suatu kesempatan, ia mengatakan banyak orang makan beras dari olahan petani Cianjur. “Beras Cianjur sangat terkenal enaknya,” paparnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler