Jumat 04 Sep 2020 11:22 WIB

Alumni IPB Berhasil Bangun 1.000 Rumah untuk Korban Bencana

Semasa kuliah di IPB, Herdiansah berhasil membukukan berbagai prestasi.

Herdiansah
Foto: Dok IPB University
Herdiansah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Namanya Herdiansah SHut, MM. Ia lulus dari IPB University pada tahun 2006 dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan. Berkat kiprahnya di bidang social enterprise, Herdiansah berhasil membangun 1.000 hunian bagi korban bencana gempa bumi di Lombok dan Palu.

“Sejak tahun 2018 hingga saat ini, saya menjadi CEO, Direktur Utama Dompet Dhuafa (DD) Construction dan Direktur utama Asset Trust Development yakni perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, properti dan pengelolaan asset. Salah satu perannya adalah saya dipercaya membangun hunian recovery pasca bencana Lombok dan Palu oleh perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ada lebih dari 1.000 hunian yang berhasil dibangun dan ada fasilitas publik lainnya seperti sekolah, pasar, industri/pabrik, jembatan dan rumah sakit yang tersebar di Indonesia,” ujar pria yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur CSR Dompet Dhuafa.

Saat menjadi mahasiswa, kondisi ekonomi keluarga Herdiansah dapat dikatakan sangat terbatas dan penuh dengan tantangan. Namun, keterbatasan tersebut tidak lantas membuat Herdiansah menjadi mahasiswa yang lemah. Sebaliknya, kondisi tersebut justru menjadi lecutan motivasi untuk bisa lebih mandiri, lulus tepat waktu dengan predikat sangat memuaskan dan aktif beraktivitas di berbagai organisasi.

Herdiansah pernah menjabat sebagai Ketua Badan eksekutif Mahasiswa (BEM), Juara Olimpiade Mahasiswa Bulutangkis, utusan IPB University dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa tingkat Nasional, Tim Nasyid Terbaik dalam Festival Nasyid se-Bogor Raya dan segudang prestasi lainnya. 

Kemandirian Herdiansah juga ditunjukkan dengan berbagai usaha yang dijalankan saat kuliah. Dimulai dengan menjadi pelatih olahraga bulutangkis, mengajar privat bimbingan belajar, jualan kaos-jaket, jualan sandal gunung, sampai jualan gorengan. 

“Rasa malu sengaja saya tepis agar dapat membiayai kuliah tanpa meminta bantuan dari orang tua,” ujar ayah dari tujuh anak ini seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Setelah lulus kuliah, Herdiansah sempat bekerja di salah satu bank ternama di Jakarta. Namun jiwa sosial dan rasa kepedulian Herdiansah terhadap masyarakat begitu besar sehingga ia memilih berkontribusi dalam bidang social enterprise dengan menjadi bagian dari keluarga besar Dompet Dhuafa.

Tahun 2010, saat menjabat sebagai pimpinan GM Resources Mobilization, Herdiansah berhasil memecahkan rekor menghimpun dana publik lebih dari Rp  200 miliar rupiah dalam setahun. Perolehan yang sangat besar bagi skala non governmental organization (NGO) saat itu. Tentu dengan nilai tersebut, banyak masyarakat prasejahtera yang terbantu melalui program kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.

Tahun 2014 hingga saat ini, Herdiansah diberikan amanah sebagai Direktur CSR Dompet Dhuafa, mengelola berbagai program sosial yang mayoritas berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Kesungguhan Herdiansah dalam mengelola program, menjadikan puluhan perusahaan besar ternama di dunia menjalin kerjasama di bidang corporate social responsibility (CSR) dengan jumlah nominal yang sangat besar.

Tahun 2019, Herdiansah mulai bergerak ke Asia yakni dengan berkontribusi aktif di Filipina, negara yang menjadi korban gempa terdampak parah. Herdiansah menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia untuk memberikan bantuan berupa rumah ramah gempa kepada warga yang terdampak gempa saat itu sehingga mendapat apresiasi yang tinggi dari warga Filipina. 

Tugas dan peran ini menjadi peran lanjutan Herdiansah, setelah sebelumnya ia bertugas di Hongkong, Australia dan Amerika serikat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement