Sabtu 05 Sep 2020 02:55 WIB

Obesitas Buat Covid-19 jadi Lebih Berbahaya

Studi sebutkan pasien Covid-19 yang obesitas miliki risiko 33 persen alami kematian

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi). Studi sebutkan pasien Covid-19 yang obesitas miliki risiko 33 persen alami kematian
Foto: AP
Penanganan pasien Covid-19 (ilustrasi). Studi sebutkan pasien Covid-19 yang obesitas miliki risiko 33 persen alami kematian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas merupakan faktor risiko dari beragam penyakit, seperti diabetes tipe 2 hingga penyakit jantung. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, obesitas juga menjadi faktor risiko yang patut diwaspadai.

Studi pendahuluan telah menunjukkan bahwa obesitas dapat membuat Covid-19 menjadi lebih berbahaya. Studi yang melibatkan 17.000 pasien Covid-19 di Inggris menunjukkan bahwa pasien Covid-19 dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 memiliki risiko 33 persen lebih besar untuk mengalami kematian dibandingkan yang tidak obesitas.

"(Orang-orang dengan IMT di atas 30) memiliki kecenderungan lebih besar untuk dirawat di ICU dan mengalami kematian," ujar Profesor Calum Semple dari University of Liverpool, seperti dilansir Independent.

Analisis dari Imperial College London juga menunjukkan hal serupa. Pasien laki-laki atua pasien obesitas memiliki penurunan peluang bertahan hidup akibat Covid-19. Studi lain yang dilakukan peneliti Inggris mendapati bahwa obesitas meningkatkan risiko rawat inap di rumah sakit akibat gejala berat Covid-19 hingga dua kali lipat.

Orang-orang yang obesitas juga tak jarang memiliki penyakit lain seperti penyakit jantung atau diabetes tipe 2. Bila penyakit-penyakit ini turut diperhitungkan, maka risiko yang dihadapi pasien Covid-19 akan jauh leih besar.

Sebuah studi dalam jurnal Lancet juga mengungkapkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko Covid-19 yang kurang diperhitungkan. Padahal, obesitas merupakan faktor risiko yang relevan mengingat kasus obesitas di dunia cukup banyak.

"Pada akhir Maret 2020, pasien yang lebih muda mulai dirawat di ICU kami, banyak dari mereka yang juga obesitas," jelas tim dari Johns Hopkins Hospital dalam jurnal Lancet.

World Obesity Federation mengatakan perawatan untuk orang obesitas yang terkena Covid-19 juga cenderung lebih sulit. Sebagai contoh, pasien yang obesitas lebih sulit untuk diintubasi.

Pasien obesitas juga akan lebih sulit untuk menjalani pemeriksaan pencitraan diagnostik karena ada batasan berat pada alat-alat pencitraan. Selain itu, pasien obesitas juga lebih sulit untuk diposisikan atau dipindahkan oleh perawat.

"Mereka (orang yang obesitas) juga membutuhkan lebih banyak oksigen. Artinya, sistem tubuh mereka sebenarnya mengalami tekanan yang lebih besar," timpal Profesor Naveed Sattar dari University of Glasgow.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement