REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manfaat air susu ibu (ASI) untuk bayi sudah tak diragukan lagi. Bayi pun harus mendapatkan ASI secara eksklusif mulai dari baru lahir pada enam bulan pertama kehidupannya dan diteruskan pemberiannya selama dua tahun.
Menurut sebuah laporan Times of India, sekarang banyak pria dewasa yang mengonsumsi ASI karena meyakini nutrisi di dalamnya akan membantu memperkuat otot mereka. Tren ini dilaporkan pertama kali muncul di sebuah web docuseries yang berjudul (Un)well.
Binaragawan JJ Ritenour, dalam web docuseries itu, menjelaskan manfaat kesehatan dari minum ASI. Argumentasinya adalah jika dia makan seperti pola bayi yang sedang tumbuh, maka itu akan membantunya menjadi bugar.
"Mengapa demikian? Jika saya ingin tumbuh dan menjadi sebaik yang saya inginkan, maka saya akan makan seperti bayi," kata dia.
Ini bukan pertama kalinya konsumsi ASI di kalangan orang dewasa menjadi populer. Karena ASI sangat padat nutrisi dan sehat untuk bayi, banyak orang percaya bahwa ASI juga akan memiliki efek yang sama pada tubuh orang dewasa. Namun, beberapa ahli berbeda pendapat soal ini.
ASI penuh dengan nutrisi, tetapi nutrisi tersebut dimaksudkan untuk bayi yang sedang tumbuh dan bukan orang dewasa. Orang yang ingin membangun otot tanpa menggunakan steroid beralih ke ASI, karena mengira ASI akan memberinya semua energi yang mereka butuhkan.
ASI juga dikenal mengandung kalori baik, yang dapat membantu dalam mengatur berat badan. Hanya saja, itu tak bekerja untuk orang dewasa.
"Tidak ada bukti bahwa ASI memiliki peran pelindung dalam kesehatan orang dewasa," kata ahli gizi diet, Elisa Zied, dikutip laman Times Now News.
Salah satu faktor kunci yang perlu diperhatikan ketika membahas konsumsi ASI di kalangan orang dewasa adalah ketersediaan ASI. Seiring dengan meningkatnya tren konsumsi ASI oleh orang dewasa, terutama pria dewasa, hal ini memunculkan pasar online untuk pembelian dan penjualan ASI.
Namun, para ahli memiliki beberapa kekhawatiran serius tentang susu produksi ibu yang dijual melalui media tersebut. Penjualannya dikhawatirkan bukannya memberi kebaikan, tapi justru menjadi bahaya.
Menurut laporan oleh CBS pada 2015, sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Royal Society of Medicine oleh penulis yang dipimpin oleh Dr Sarah Steele dari Queen Mary University of London, mengatakan, klaim kesehatan karena konsumsi ASI tidaklah teruji secara klinis. Susu manusia mentah yang dibeli secara online, justru akan menimbulkan banyak risiko kesehatan.
"ASI manusia tidak memberikan manfaat nutrisi seperti yang digembar-gemborkan secara daring," kata Dr Sarah.
Selain itu, menurut American Pregnancy Association, ASI mengandung kombinasi sempurna antara protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat, untuk perkembangan bayi baru lahir. Namun, hal ini tidak berlaku untuk orang dewasa, karena cara tubuh orang dewasa dan bayi baru lahir menerima dan mensintesis nutrisi sangat berbeda drastis. Cara nutrisi ini dipecah dan diserap oleh tubuh bayi baru lahir dan orang dewasa juga sangat berbeda.
Membeli ASI secara online tidak hanya sangat berisiko karena dapat terinfeksi, basi, dan memiliki masalah lain, tetapi mengkonsumsinya pun mungkin tidak bermanfaat sama sekali bagi orang dewasa. Bahkan, itu dapat menyebabkan masalah pencernaan.