REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi Covid-19, orang tua dihadapkan dengan berbagai tugas yang harus dilakukan selama bekerja dari rumah (WFH). Selain harus mengerjakan pekerjaan kantor, orang tua juga harus mendampingi kegiatan anak sekolah dari rumah (SFH), hingga mengurus rumah.
"Di masa-masa WFH, SFH, aku sering mendapat keluhan parental burnout," jelas psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima MPsi melalui webinar "Ibu Sehat, Keluarga Sehat" yang diselenggarakan Danone-AQUA, pekan lalu.
Saskhya mengatakan, parental burnout merupakan imbas dari stres berkepanjangan yang dirasakan orang tua saat melakukan pengasuhan kepada anak. Ada beberapa ciri untuk mengenali parental burnout pada orang tua.
Salah satu cirinya adalah perasaan kelelahan yang tak hanya berkaitan dengan kelelahan fisik, tapi juga mental. Ciri lainnya, ayah atau ibu menjadi merasa berjarak dengan anak.
Orang tua yang mengalami parental burnout juga akan merasa kegiatan pengasuhan tak lagi menyenangkan. Ketika hal ini terjadi, komunikasi antara orang tua dan anak juga akan ikut terpengaruh.
"Misal, kita jadi nggak senang ketemu anak, interaksi dengan anak jadi gampang marah atau baper, merasa jadi ibu itu berat banget," ujar Saskhya.
Saskhya mengatakan, stres pada dasarnya tidak selalu buruk. Dalam keseharian, orang-orang tetap membutuhkan stres dalam kadar yang secukupnya. Bila tak memiliki stres sama sekali, seseorang bisa tak memiliki keinginan untuk bekerja atau maju.
Saskhya mengungkapkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar stres bisa terkelola dengan baik dan terhindar dari parental burnout. Salah satunya adalah dengan konsisten menjaga rutinitas sehari-hari.
Orang tua juga bisa saling berbagi tugas dengan pasangan atau dengan pengasuh. Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk mengatur ekspektasi yang sehat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Serta melakukan self-care baik dari fisik maupun makanan dan minuman yang baik untuk tubuh," jelas Saskhya.