REPUBLIKA.CO.ID, AGRA -- Setelah ditutup hampir enam bulan karena pandemi Covid-19, Taj Mahal akan kembali dibuka pada 21 September dengan menerapkan protokol kesehatan. Jumlah pengunjung juga dibatasi menjadi hanya 5.000 wisatawan per hari, berkurang 65 persen dari jumlah pengunjung rata-rata per hari mencapai 15 ribu.
Mantan Ketua Perhimpunan Pariwisata Agra, Arun Dang, mengatakan bahwa ini menjadi penutupan terlama Taj Mahal sepanjang sejarah. Industri pariwisata di Agra pun menjadi sangat terpukul.
“Tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 pada industri pariwisata Agra tidak terhitung,” kata Arun Dang seperti dikutip dari laman India Today pada Selasa (8/9).
Anggota Parlemen Agra Singh Baghel mengatakan bahwa keputusan membuka kembali Taj Mahal sudah tepat. Menurut Baghel, ketika pasar utama kota Agra telah dibuka maka tidak ada gunanya menutup Taj Mahal.
"Penutupan monumen ini hampir menghancurkan industri pariwisata Agra. Sampai nanti dibuka kembali, tidak ada yang bisa memastikan itu akan meningkatkan ekonomi kota," kata Baghel.
Sementara itu, Ketua Badan Kesejahteraan Wisatawan Agra, Prahalad Agarwal mendesak agar pemerintah membuka kembali akses transportasi umum, seperti kereta api dan pesawat, ke Kota Agra sebelum Taj Mahal kembali dibuka.
Selain Taj Mahal, Benteng Agra yang merupakan peninggalan kerajaan Mughal di Agra juga akan kembali dibuka pada 21 September dengan menerapkan protokol Covid-19. Benteng Agra juga akan membatasi jumlah pengunjung menjadi hanya 2.500 wisatawan setiap harinya.
Taj Mahal adalah salah satu tempat pariwisata yang ditutup pada Maret karena meningkatnya kasus Covid-19. Taj Mahal bahkan ditutup sebelum diberlakukannya lockdown secara nasional di India. Pembukaan kembali monumen tersebut diharapkan dapat mendatangkan wisatawan domestik ke Agra dan membangkitkan sektor pariwisata kota yang mati.